Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus COVID-19 tengah menanjak lagi dan sebagian karena varian Omicron. Varian Omicron berbeda dengan varian COVID-19 sebelumnya, antara lain bergejala ringan bahkan tanpa gejala, namun penularannya lebih cepat yaitu hampir lima kali lipat dan dapat menyelinap menghindari antibodi yang terbentuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, mengatakan gejala umum yang ditemukan pada pasien COVID-19 varian Omicron yang dirawat di rumah sakit tersebut berupa batuk dan gatal tenggorokan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Gejala yang umum mirip dengan gejala yang sering kita baca yang disampaikan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS-Red), paling banyak gejala adalah batuk dan nyeri tenggorok, juga gatal tenggorokan. Ini adalah gejala yang khas Omicron," kata Erlina.
Erlina menjelaskan dari sebagian besar pasien yang dirawat di RSUP Persahabatan hanya sekitar 20 persen yang demam. Berbeda dengan varian Delta di mana gejalanya 90 persen demam.
"Memang Omicron ini menunjukkan data bahwa virus berkembang di saluran napas atas, itu makanya gejala hanya ringan saja," jelasnya.
Dari pasien yang dirawat tidak ada yang sesak dan tidak butuh oksigen, yang menunjukkan tidak ada kerusakan paru. Meski ringan, apabila mengalami batuk dan sakit tenggorokan serta ada riwayat kontak dengan pasien COVID-19, tidak perlu menunggu demam, segera lakukan tes.
Apabila tanpa gejala dan tanpa penyakit penyerta atau komorbid, maka cukup melakukan isolasi mandiri di rumah dengan tata cara isolasi yang sama seperti varian sebelumnya.
Saat ini RSUP Persahabatan merawat 32 pasien COVID-19 dan enam di antaranya merupakan varian Omicron. Sebelumnya rumah sakit tersebut merawat 17 pasien Omicron. Sebagian besar yang sudah terbukti Omicron dengan kasus ringan dan sudah pulang.
Baca juga: Ini Gejala Khas yang Dialami Pasien Omicron