Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Minum kopi telah lama dikaitkan dengan berbagai mitos kesehatan, salah satunya adalah anggapan bahwa kopi dapat menghambat pertumbuhan. Banyak orang percaya bahwa minum kopi di usia muda dapat mengakibatkan tubuh lebih pendek dari seharusnya. Namun apakah klaim ini benar-benar memiliki dasar ilmiah?
Memisahkan Fakta dan Mitos
Dilansir dari Harvard Health, penelitian ekstensif tentang kopi telah mengkaji berbagai dampaknya terhadap kesehatan, termasuk hubungannya dengan kanker, penyakit jantung, hingga infertilitas. Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang valid yang menunjukkan bahwa kopi bisa menghambat pertumbuhan seseorang.
Mitos ini kemungkinan besar berasal dari kesalahpahaman bahwa kopi dapat menyebabkan osteoporosis, yang kemudian dikaitkan dengan kehilangan tinggi badan. Padahal faktanya kopi tidak menyebabkan osteoporosis. Osteoporosis tidak serta-merta menyebabkan seseorang menjadi lebih pendek secara signifikan.
Sebagian besar pertumbuhan tinggi badan terjadi sebelum seseorang mulai rutin mengonsumsi kopi. Biasanya, anak perempuan mencapai tinggi maksimal pada usia 15-17 tahun, sementara anak laki-laki sekitar usia 18-20 tahun. Setelah proses pertumbuhan tulang selesai, konsumsi kopi tidak akan mempengaruhi tinggi badan.
Asal-usul Mitos
Dilansir dari Cleveland Clinic, penelitian sempat menunjukkan kafein dapat meningkatkan ekskresi kalsium melalui urine, yang memicu kekhawatiran terhadap risiko osteoporosis. Hal ini kemudian melahirkan asumsi bahwa kopi dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih pendek.
Namun, setelah dilakukan analisis lebih lanjut, ditemukan bahwa peminum kopi cenderung mengonsumsi lebih sedikit sumber kalsium, seperti susu. Dengan demikian, faktor utama yang berkontribusi terhadap osteoporosis lebih terkait dengan kekurangan kalsium dan vitamin D, bukan kopi itu sendiri.
Penurunan tinggi badan pada orang dewasa sering kali disebabkan oleh faktor-faktor seperti penuaan alami yang menyebabkan penyusutan ringan pada cakram tulang belakang, kelainan tulang belakang seperti skoliosis atau kifosis yang memengaruhi postur tubuh, dan fraktur kompresi akibat osteoporosis yang umum terjadi pada lansia.
Meskipun kopi tidak menghambat pertumbuhan, kafein memiliki dampak negatif bagi kesehatan anak-anak. Efek samping kafein yang perlu diperhatikan antara lain gangguan tidur, kecemasan, tekanan darah tinggi, aritmia jantung, sakit kepala, perubahan suasana hati, dan gangguan sistem pencernaan. Selain itu, minuman berkafein seperti soda dan minuman energi juga mengandung gula tinggi yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik.
Bagi orang dewasa, minum kopi dalam jumlah wajar dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan, di antaranya meningkatkan fokus dan kewaspadaan, mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson, serta menyediakan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Namun konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan tidur, kecemasan, dan peningkatan detak jantung. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi kopi secara bijak.
Pilihan Editor: Inilah Batas Aman Minum Kopi dalam Sehari
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini