Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Cek Benjolan Tiroid di Rumah dengan Cara Berikut

Berikut cara deteksi dini benjolan pada kelenjar tiroid yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah.

7 Agustus 2024 | 15.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi tiroid. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah konsultan onkologi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Erwin Danil Yulian, menjelaskan deteksi dini benjolan pada kelenjar tiroid dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Pengecekan bisa dengan berkaca untuk melihat benjolan tiroid yang muncul pada leher serta meraba bagian leher.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jika ada benjolan di leher, yang bisa terlihat pada saat Anda berkaca, benjolan biasanya di tengah. Lihat sambil menelan apakah benjolannya ikut bergerak ke atas atau tidak. Kalau tiroid selalu ikut bergerak ke atas," kata Erwin dalam diskusi daring mengenai gangguan tiroid, Rabu, 7 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, benjolan di leher paling sering disebabkan dua hal. Benjolan pada leher bagian depan biasanya merupakan benjolan kelenjar tiroid, yang terjadi karena peningkatan atau penurunan fungsi hormon. Benjolan pada sisi kanan dan kiri leher dapat terjadi karena pembesaran kelenjar getah bening.

Benjolan tiroid dapat muncul di bawah jakun pria. Jika saat berkaca atau meraba leher merasa kemunculan benjolan di area itu maka sebaiknya segera menjalani pemeriksaan fisik dan ultrasonografi (USG) leher.

"Dokter pasti akan mengirim Anda periksa darah. Yang kedua pemeriksaan USG, bisa dinilai padat atau cair. Kalau padat apakah itu mencurigakan ke arah tumor ganas. Tapi yang terbanyak tumor yang sifatnya jinak, dua itu saja yang diperiksa," jelasnya.

Pilihan penanganan
Ia mengatakan dari sekitar 85 persen benjolan yang didiagnosis sebagai tumor tiroid, sebanyak 10 persen di antaranya jinak. Kalaupun tumor berubah menjadi ganas, tipenya tidak agresif dan tidak memiliki potensi penyebaran ke organ lain.

Menurut Erwin, penanganan kasus semacam ini bisa dilakukan dengan cara ablasi atau membakar tumor yang berupa daging padat menggunakan alat endoskopi atau memberi obat untuk menekan pertumbuhan kelenjar tiroid yang sifatnya lunak. Ia mengatakan operasi juga dapat dilakukan jika diagnosis sudah ditegakkan dan tumor tumbuh dengan cepat. Tindakan operasi mencakup pengambilan sampel kelenjar tiroid untuk memeriksa keganasan tumor.

"Kalau tumornya jinak, kecil, tidak mengganggu jalan napas, tidak mengganggu menelan, letaknya jauh di dalam, tidak selalu harus dioperasi, cukup diberikan treatment tablet untuk mencegah dia bertambah besar dan mencoba mengecilkan. Kalau konsumsi obat tidak ada pengecilan jangan diteruskan, artinya tidak bisa dengan pengobatan," paparnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus