Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Cukup Lima Sentimeter Saja

Operasi bypass jantung dengan sayatan minimal menghilangkan pembelahan dada. Pemulihan pasien pun jadi lebih cepat.

28 Desember 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lupakanlah sebuah operasi bypass jantung koroner yang memerlukan sayatan panjang di dada pasien. Dan jangan khawatir dokter mesti memotong tulang-tulang iga agar jantung dapat digarap. Kini operasi untuk menyelamatkan penderita penyakit mematikan itu dapat dilakukan lebih cepat dengan proses pemulihan yang kian lekas.

Dunia medis telah menggunakan metode yang disebut minimally invasive coronary artery bypass graft (operasi jantung dengan sayatan minimal) guna menggantikan cara konvensional. Di luar negeri, cara ini sebenarnya sudah lama dimanfaatkan. Namun, di Indonesia, metode tersebut baru digunakan menjelang akhir tahun ini. Dengan metode baru ini, dokter tak perlu lagi membelah dada pasien untuk membuat saluran darah baru. "Operasibypass-nya tak berbeda, hanya aksesnya yang tak sama," kata dokter spesialis bedah toraks dan jantung, Alfa Ferry, Kamis pekan lalu.

Dulu cara yang dilakukan dokter adalah menyayat kulit sepanjang dada dari atas sampai bawah dan membukanya. Lalu dia akan memotong tulang-tulang iga untuk melihat dan menyentuh jantung secara langsung. Baru kemudian melakukanbypassdengan membuat saluran darah baru.

Nah, dengan metode anyar, kini dokter hanya perlu menyayat dada sepanjang lima sentimeter di antara sela tulang iga. Karena sayatannya sangat kecil, mereka akan dibantu kamera endoskopi yang dimasukkan ke dada dan disambungkan ke layar monitor. Gambar detail jantung di kamera itulah yang akan memandu mereka melakukan operasi. Pekerjaan di dalam akan dilakukan robot mini yang bertugas mengangkat dan menopang jantung. Dengan cara itulah lalu dibuat saluran darah baru.

Metode gres ini tentu ada keunggulannya. Karena tulang dada tak perlu dibelah, nyeri yang dirasakan pasien jauh berkurang. Pasien pun bisa menekan konsumsi obat penahan rasa sakit. Risiko kehilangan darah akibat pemotongan tulang juga menurun drastis. Ini bisa mengurangi kebutuhan transfusi darah. Walhasil, kemungkinan terkena infeksi, seperti hepatitis B, dari darah donor pun berkurang.

Karena tidak ada pembelahan tulang, proses operasinya lebih cepat. Sementara dengan cara lama operasi bisa berlangsung enam jam, sekarang waktu bisa dihemat satu-dua jam. Pemulihannya pun lebih singkat. Pasien bisa pulang dalam waktu empat-lima hari, lalu sepuluh hari setelah operasi sudah bisa bekerja. "Kalau metode konvensional, pemulihannya bisa dua-tiga bulan," ujar Alfa, yang berpraktek di Rumah Sakit Omni, Alam Sutera, Tangerang.

Secara estetik pun hasilnya lebih enak dipandang. Sebab, di dada pasien tak akan tertinggal jejak jahitan. Bahkan, pada pasien perempuan, sayatan bisa dilakukan di bagian bawah lipatan payudara sehingga bekasnya terlindungi.

Minimnya risiko ini tentu harus dibayar mahal. Pasien memerlukan dana sekitar Rp 350 juta jika ingin menempuh metode ekspres ini. Sebab, harga robot mininya amat mahal. "Sekitar Rp 500 juta," kata Alfa. Alat itu pun paling hanya bisa digunakan dua-tiga kali operasi.

Menurut professor of surgery University of Malaya, Malaysia, Raja Amin bin Raja Mokhtar, sebenarnya robot mini ini tak didesain untuk pemakaian berulang. Namun, karena kebanyakan pasien tak sanggup membayar mahal, dokter berikhtiar memakainya beberapa kali. Tentu sebelumnya sudah disterilisasi dengan maksimal. Tapi, ingat, cara ini tak bisa dipakai untuk pasien yang menderita hepatitis.

Menurut Raja Amin, sepanjang pengalamannya, hampir semua pasien tak mengalami masalah setelah pembedahan. Mereka kembali beraktivitas seperti biasa.

Nur Alfiyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus