Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dampak Buruk Bersikap Pesimis, tak hanya Kecemasan dan Stres

Orang yang pesimis cenderung hanya berfokus kekurangan dan menganggap hal baik akhirnya akan hilang

22 Oktober 2022 | 05.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kata pesimis diartikan orang yang bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Adapun pesimistis berarti sikap mudah putus harapan Mengutip Verywell Mind, American Psychological Association merumuskan pesimistis sebagai sikap segala sesuatu akan salah dan tujuannya tidak akan tercapai.

Tanda orang pesimistis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tanda orang yang cenderung bersikap pesimistis beberapa di antaranya malas untuk mewujudkan keinginan, karena menganggap tindakannya akan gagal. Sikapnya cenderung berfokus berbagai hal buruk dan sering berpikir risiko lebih besar daripada manfaatnya. Orang pesimistis juga kerap merasa terkejut ketika tindakannya ternyata membuahkan hasil.

Orang yang pesimis cenderung hanya berfokus kekurangan dan menganggap hal baik akhirnya akan hilang. Terkadang juga merasa terganggu dengan semangat orang yang optimis.

Sebagai contoh, orang pesimistis akan melihat nilai rendah sebagai bentuk kekurangan pribadi atau ketakmampuan diri. Sedangkan, orang optimistis cenderung memandang nilai rendah karena faktor lain, seperti kelelahan atau soal ujian yang sulit.

Dampak bersikap pesimis

Mengutip Verywell Mind menyebut orang pesimis cenderung memiliki sedikit dukungan sosial, ketahanan hidup yang rendah, dan sulit mengatasi stres. Sikap pesimistis bisa saja membawa dampak baik. Misalnya, seseorang justru menjadi lebih mudah tidak putus asa atau terkejut ketika tindakannya tidak membuahkan hasil. Sebab, sejak awal orang pesimis cenderung tidak mematok harapan yang berlebihan.

Tapi, beberapa penelitian medis menemukan sikap pesimistis rentan berhubungan dengan penyakit pembuluh darah dan jantung. Itu sebabnya, perlu mengendalikan perilaku pesimistis agar efeknya tak makin buruk. Merujuk Tracking Happiness, perilaku pesimistis berkaitan dengan penyakit pembuluh darah dan jantung, karena mudah stres, cemas, depresi.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus