Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Psikiater di Rumah Sakit Sir Ganga Ram di India, Dr. Rajiv Mehta, mengatakan kebiasaan menonton film atau serial drama secara maraton sampai lupa waktu bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Dia menjelaskan kemudahan mengakses tayangan melalui platform digital membuat orang susah berhenti menonton, terus tergoda menunda pekerjaan dengan alasan "beberapa menit lagi" atau "satu episode lagi".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tayangan-tayangan dibuat sedemikian rupa sehingga berakhir dengan keadaan yang membuat penasaran dan penonton tidak ingin menunggu lebih lama untuk memecahkan teka-teki, terutama ketika episode berikutnya tersedia dengan mudah, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menonton lebih lanjut," kata Mehta, dikutip dari Hindustan Times.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menyatakan menonton film secara maraton memberikan aliran dopamin terus menerus, membuat penonton merasa senang dan sulit berhenti. "Bagi sebagian orang, menonton secara maraton merupakan metode untuk melepaskan diri dari stres, kebosanan, emosi yang tidak diinginkan, atau melupakan masalah. Terkadang orang menonton karena tekanan teman sebaya dan untuk validasi sosial," paparnya.
Bikin kecanduan
Mehta mengatakan kebiasaan menonton drama atau film secara maraton dapat disamakan dengan kecanduan jangka pendek, yang bisa menghambat kehidupan pribadi, sosial, dan pekerjaan. Menurutnya, kebiasaan ini bisa memunculkan dampak buruk bagi kesehatan, antara lain memicu gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
"Dampaknya tergantung pada durasi, frekuensi, dan intensitas menonton secara maraton. Hal ini dapat berdampak serius pada kesehatan, hubungan, dan pekerjaan. Begadang dapat mempengaruhi pola tidur dengan konsekuensi lebih lanjut seperti kelelahan, gangguan fungsi kognitif, gangguan suasana hati, kecelakaan, dan kinerja yang buruk," jelasnya.
Menonton drama secara maraton menyita sebagian besar waktu, membuat orang kehilangan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyehatkan seperti berolahraga atau tidur tepat waktu. Kondisi yang demikian menurut Mehta dapat memicu obesitas, nyeri sendi, serta risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular. Ia mengungkapkan kebiasaan menonton secara maraton juga bisa berpengaruh pada kehidupan sosial, memicu masalah keluarga, dan isolasi sosial.
"Masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan merupakan sebab dan akibat kebiasaan menonton berlebihan," tandasnya.
Pilihan Editor: Ragam Aktivitas Menyenangkan untuk Habiskan Akhir Pekan di Rumah