Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Dampak Negatif Media Sosial Menurut Psikolog, Kecanduan sampai Rendah Diri

Dampak negatif utama kecanduan media sosial adalah munculnya perbandingan sosial yang dapat berujung pada rasa rendah diri.

19 Januari 2025 | 13.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita stalking media sosial. Freepik.com/Kamran Aydinov

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Kalimantan Timur, Annisya Muthmainnah, mengatakan terlalu sering bermain media sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Konten-konten di media sosial sering menampilkan kehidupan yang tampak sempurna sehingga memicu pengguna untuk membandingkan diri," ungkapnya di Samarinda, Minggu, 19 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Annisya menjelaskan salah satu dampak negatif utama kecanduan media sosial adalah munculnya perbandingan sosial. Perbandingan sosial ini dapat berujung pada rasa rendah diri. Ia menambahkan ketika orang terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, akan sulit melihat hal-hal positif dalam diri sendiri. 

"Ini dapat memicu pandangan negatif terhadap diri sendiri dan menurunkan harga diri," ucapnya.

Ia menyoroti rasa rendah diri yang muncul akibat perbandingan sosial dapat mendorong orang mencari-cari kesalahan orang lain sebagai bentuk pembenaran diri. "Ini adalah mekanisme pertahanan diri yang tidak sehat," ujarnya.

Fenomena ini terjadi di berbagai kalangan, termasuk generasi Z yang lahir dan tumbuh di era digital. Gen Z memiliki tingkat paparan media sosial yang lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya.

"Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap dampak negatif media sosial, termasuk perbandingan sosial dan rasa rendah diri," ungkapnya.

Bahaya akun tambahan
Annisya juga menyoroti tren penggunaan akun tambahan (second account) di media sosial. Akun tambahan sering kali digunakan sebagai tempat untuk berekspresi secara anonim, menguntit akun teman, bahkan terkadang untuk menyebarkan ujaran kebencian atau komentar negatif.

"Akun tambahan bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, akun tambahan bisa menjadi ruang aman untuk berekspresi tanpa takut dihakimi. Namun di sisi lain, akun tambahan juga bisa disalahgunakan untuk cyber bullying atau perilaku negatif lainnya," paparnya.

Untuk mencegah dampak media sosial yang negatif, Annisya menekankan pentingnya bijak menggunakan media sosial. Batasi waktu penggunaan media sosial dan gunakan fitur-fitur yang tersedia untuk mengontrol waktu penggunaan.

"Misalnya, fitur screen time pada smartphone dapat diatur guna membantu memantau dan membatasi waktu penggunaan media sosial," paparnya.

Ia juga mengingatkan pengguna media sosial lebih fokus pada pengembangan diri dan menghargai keunikan diri sendiri. Ia mengimbau jangan mudah terpengaruh konten-konten di media sosial yang sering tidak mencerminkan kehidupan nyata.

"Kita dapat meminimalisasi dampak negatif dan memanfaatkan media sosial untuk hal-hal positif, seperti menjalin silaturahim, berbagi informasi, dan mengembangkan kreativitas," tandasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus