Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengonsumsi beras merah bagi sebagian orang menjadi alternatif yang baik untuk mengganti kebutuhan akan beras putih. Beras merah diklaim mengandung lebih sedikit kadar gula dibanding dengan beras putih, sehingga bagus dikonsumsi bagi seseorang yang sedang melakukan diet maupun terkena diabetes.
Meskipun begitu, ternyata mengonsumsi beras merah telalu sering juga berdampak negatif bagi kesehatan tubuh, seperti alergi pada kulit hingga tenggorokan. Dampak lain yang ditimbulkan yakni nyeri otot. Hal ini dapat menyebabkan kondisi langka dan serius pada tubuh yang disebut rhabdomyolysis, sehingga mengonsumsi beras merah sebaiknya tidak terlalu sering.
Dilansir dari mountsinai.org, seseorang yang menderita penyakit hati dan yang berisiko terkena penyakit hati, sebaiknya tidak mengonsumsi beras merah. Beras merah dapat mempengaruhi fungsi hati. Selain itu, penderita penyakit ginjal, penyakit tirois ataupun gangguan muskuloskelet juga tidak dianjurkan mengonsumsi beras merah. Mengonsumsi nasi merah juga sebaiknya dihindari oleh mereka yang berisiko lebih tinggi terkena kanker.
Simak beberapa dampak negatif terlalu sering mengonsumsi beras merah berikut ini.
Mengandung arsenik
Beras merah mengandung senyawa beracun yang disebut dengan arsenik. Zat arsenik merupakan salah satu bahan kimia beracun yang dapat mengakibatkan kanker, penyakit jantung, hingga diabetes. Biji-bijian ini memiliki kandungan arsenik dengan konsentrasi 10 kali lebih tinggi dari jenis biji-bijian lain.
Menurut pakar kesehatan, Melissa Mitri, ada cara ampuh yang dapat mengatasi hal tersebut yakni dengan membilas beras merah dengan banyak air sebelum dimasak. Langkah itu dapat membantu mengurangi jumlah arsenik yang dikandungnya. Namun, penelitian terbaru mengatakan jika metode ini lebih efektif jika diterapkan pada beras putih daripada beras merah.
Menyebabkan alergi
Mengonsumsi beras merah terlalu sering dapat menyebabkan alergi pada kulit. Penyakit tersebut dapat muncul ditandai dengan munculnya kemerahan di sekitar area wajah dan lidah. Biasanya akan muncul pula rasa gatal di tenggorokan.
Beras merah mengandung banyak protein. Tingginya kandungan protein tersebut yang terdapat pada beras merah dapat memicu reaksi alergi yang ditandai dengan gatal, ruam dan bengkak.
Timbul gangguan pencernaan
Beras merah mengandung lebih banyak serat dibandingkan beras putih. Hal ini tentu dapat menimbulkan masalah pencernaan bagi konsumen yang menderita sensitif terhadap serat. Konsumsi beras merah yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, kembung, dan sakit perut karena kandungan serat dan proteinnya yang tinggi.
Maka, tidak dianjurkan untuk mengonsumsi beras merah terlalu sering apalagi seseorang dengan kondisi pencernaan yang sensitif dan dianjurkan untuk tetap memvariasikan jenis makanan agar tidak terjadi sembelit.
Bersifat Antinutrisi
Beras merah meskipun telah menjadi salah satu alternatif dari mengonsumsi beras putih karena mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, ternyata mengandung senyawa yang bersfiat antinutrisi. Biji-bijin ini mengandung kadar asam fitrat yang tinggi, sehingga zat tersebut akan mengikat dan mengurangi penyerapan mineral yang dibutuhkan dalam tubuh, seperti seng, kalsium, dan zat besi.
Meningkatkan kadar gula darah
Meskipun telah dianggap sebagai salah satu alternatif bagi penderita diabetes, ternyata terlalu sering mengonsumsi beras merah juga dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Semangkuk nasi merah matang memiliki kadar karbohidrat yang sama dengan semangkuk nasi putih matang.
Sebelum mengonsumsi beras merah, konsumen sebaiknya tetap memperhatikan kebutuhan karbohidrat harian yang dibutuhkan tubuh. Hal tersebut dapat menjadi upaya untuk tetap mengontrol kadar gula dalam tubuh agar tetap mendapat manfaat dari beras merah dengan optimal.
Pilihan Editor: Mengapa Beras Merah Banyak Dikonsumsi Penderita Diabetes?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini