Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu jenis kanker yang banyak menyerang perempuan adalah kanker payudara. Karena itu, memahami sinyal tubuh seperti perubahan hormon penting dalam upaya deteksi dini kanker payudara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Hindustan Times, konsultan bedah onkologi dan ahli bedah onkoplastik payudara, Dr. Bhavisha Ghughare, mengatakan fluktuasi hormon merupakan bagian dari kehidupan perempuan yang terjadi pada masa pubertas, menstruasi, kehamilan, maupun menopause.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Namun, beberapa perubahan ini dapat menandakan tanda-tanda awal kanker payudara sehingga penting untuk memperhatikannya. Mengenali tanda-tanda ini sejak dini dapat menyelamatkan nyawa," kata dokter di HCG Cancer Center di Borivali, Mumbai, India, itu.
Dia menjelaskan kanker payudara terjadi ketika pertumbuhan sel yang tidak terkendali di payudara menyebabkan pembentukan tumor, yang dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Menurutnya, hormon estrogen dan progesteron berperan sangat penting selama proses ini. Keduanya mengatur perkembangan dan pembentukan jaringan payudara.
"Namun, ketika keseimbangan ini terganggu, atau hormon diproduksi dalam jumlah yang sangat besar, hal itu menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak teratur sehingga seseorang berisiko lebih besar terkena kanker payudara," katanya.
Ia mengatakan kisaran normal kadar estrogen dalam tubuh perempuan tidak boleh lebih dari 30-400 pikogram per mililiter (pg/mL) setelah menstruasi dan 0-30 pg/mL setelah menopause. Sementara kadar hormon progesteron berfluktuasi sepanjang siklus menstruasi, bahkan selama kehamilan.
Kadar progesteron 2-25 nanogram/mililiter (ng/ml) pada tahap luteal siklus menstruasi dan 10-290 ng/mL pada berbagai tahap kehamilan dianggap normal. Hormon testosteron di dalam tubuh kadarnya tidak boleh melebihi 15-70 nanogram per desiliter (ng/dL) atau 0,5-2,4 nanomoles per liter (nmol/L).
Perlunya perubahan hormon
Ghughare menjelaskan tubuh perempuan berevolusi secara terus-menerus dan hormon seperti estrogen, progesteron, dan testosteron merupakan pendorong utama perubahan tersebut. Perubahan hormon diperlukan untuk mendukung fungsi tubuh manusia. Namun kalau terjadi terus menerus dan berlebihan, perubahan hormon dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker payudara.
Selama kehamilan tubuh perempuan perlu mengeluarkan progesteron dan estrogen dalam kadar tinggi untuk mendukung penyediaan nutrisi bagi janin. Namun, paparan hormon-hormon tersebut dalam jumlah besar dan jangka panjang dapat memicu proliferasi sel-sel payudara yang sering berubah menjadi ganas.
Tubuh perempuan memproduksi hormon steroid seperti estrogen selama siklus menstruasi dan secara langsung mempengaruhi perkembangan dan fungsi payudara. Paparan terhadap estrogen meningkat ketika perempuan mengalami menstruasi lebih awal atau menopause terlambat. Paparan hormon yang berkepanjangan semacam ini bisa meningkatkan kemungkinan terbentuknya sel-sel atipikal di payudara dan meningkatkan risiko kanker payudara.
Saat perempuan mendekati masa menopause dan tubuh tidak mampu memproduksi cukup hormon reproduksi, mereka mungkin perlu menjalani terapi penggantian hormon. Terapi tersebut mencakup injeksi hormon sintetis ke dalam tubuh, yang selanjutnya dapat menyebabkan ketidakseimbangan progesteron dan estrogen.
"Ketidakseimbangan hormon merupakan bagian tak terelakkan dari kehidupan. Tetapi dengan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, perempuan dapat meminimalkan kemungkinan kena kanker payudara," papar Ghughare.
Menurutnya, perempuan perlu mempelajari bagaimana perubahan hormon dapat mempengaruhi kondisi tubuh serta cara mencapai keseimbangan hormon. "Dengan memahami bagaimana hormon berpengaruh pada risiko kanker payudara, perempuan dapat mengendalikan pilihan kesehatan," jelasnya.
Ia menjelaskan cara alami menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh antara lain dengan menerapkan gaya hidup sehat. Misalnya, rutin olahraga, memastikan kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi, menjaga berat badan optimal, serta menghindari alkohol dan rokok. Ghughare juga menyebut pentingnya pemeriksaan mammogram dan payudara sendiri secara berkala untuk mendeteksi dini kanker payudara.