Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Jembrana I Putu Artha menyatakan Hari Raya Nyepi merupakan momentum bagi Umat Hindu untuk memperbaiki kualitas hidup agar kehidupan seimbang, sejahtera dan damai.
"Tujuan utama Hari Raya Nyepi, selain bentuk kepatuhan dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, juga untuk melatih penguasaan diri menuju kesucian hidup," katanya di Negara, Kamis.
Baca juga:
Heboh Mikroplastik Dalam Botol Air Kemasan, Kanker Mengancam
Mau Kasih Kado untuk Si Dia? Intip 3 Trik Sukses Membungkusnya
Air Kemasan yang Ditinggal di Mobil Berbahaya? Ini Kata BPOM
Menurutnya, tuntunan Nyepi yang diikuti dengan sepenuhnya bisa meredam sifat marah, benci dan serakah, serta kembali kepada hakikat jatidiri manusia.
Dengan melaksanakan Catur Bratha Penyepian yaitu amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak melakukan aktivitas hiburan atau hura-hura), maka manusia bisa memperbaiki kualitas.
Karena Hari Raya Nyepi kali ini bersamaan dengan Hari Saraswati, ia meminta seluruh Umat Hindu untuk menganggap hal ini sebagai anugerah yang istimewa, serta mengatur pelaksanaannya agar berjalan harmonis.
Senada dengan itu, Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan menyampaikan pesan khusus kepada generasi muda, agar memaknai Hari Raya Nyepi dengan bijaksana.
"Laku dan pencapaian spiritual Hari Raya Nyepi tidak memandang usia. Anak muda juga bisa mencapainya, asal bijaksana dalam memaknai hari raya ini," katanya.
Menurutnya, lewat Hari Raya Nyepi ini manusia juga disadarkan bahwa mereka bersaudara, sehingga tidak boleh saling menyakiti serta selalu mewujudkan toleransi.
Salah satu perilaku untuk menghindari menyakiti yang lain itu, adalah dengan menghindari sikap saling menghujat, apalagi lewat media sosial dengan menyebarkan berita hoaks yang meresahkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini