Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dokter Tidak Sarankan Bayi Diberi Jamu

Dokter ingatkan masyarakat agar tak sembarangan meracik jamu dan obat herbal.

19 Januari 2023 | 20.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi jamu (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan dari Persatuan Dokter Herbal Medik Indonesia dr. Richard S.N. Siahaan,M.Si.,MARS tak menyarankan bayi diberi obat herbal atau jamu untuk mengatasi gejala penyakit tertentu atau sebagai pengobatan mandiri.
 
"Menurut saya, kurang disarankan memberikan jamu ke bayi. Kalau mau ya minyak-minyak (untuk tubuh luar) atau dihirup, minyak esensial. Itu kan lebih aman," kata dia saat ditemui di kawasan Petamburan, Jakarta, Kamis 19 Januari 2023.
 
Richard yang berpraktik di RSUD dr. Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi itu menuturkan, saat ini rata-rata penelitian terkait jamu masih praklinis dan kalaupun ada studi klinisnya, itu hanya diperuntukkan untuk orang dewasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau dewasa, berat badannya itu yang aman 30 kilogram ke atas, itu dianggap dosis dewasa biasa kami kasih. 30 kilogram kurang lebih usia 12 tahun lah ya, masih aman," kata dia.
 
Dia lalu mengingatkan masyarakat agar tak sembarang mencoba meracik obat herbal. Mereka, sambung dia, sebaiknya berpegang pada panduan yang sudah diterbitkan Kementerian Kesehatan. Dalam panduan, dijelaskan bahan-bahan dan takaran bahan yang aman digunakan oleh masyarakat.
 
Menurut Richard, sekarang ini belum banyak literatur yang membahas interaksi antara satu herbal dan lainnya. Oleh karena itu, dia sekali lagi menegaskan agar orang-orang menggunakan panduan meramu jamu yang sudah ada bukannya meracik secara sembarang. "Pakai ramuan yang sudah ada. Terpercayalah, jangan nyampur-nyampur sendiri," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengobatan sendiri atau swamedikasi dilakukan untuk mengatasi kondisi sakit ringan semisal pusing. Namun, bila pusing atau gejala yang coba diatasi berkelanjutan, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Richard menambahkan, khasiat jamu bukan hanya ditentukan dari pengolahan semata tetapi juga bahan bakunya, cara menanam, jenis tanah yang digunakan untuk menanam bahan itu, waktu panen hingga bagian mana dari bahan itu yang digunakan.

Sebelumnya, seorang bayi meninggal dunia usai mendapat ramuan daun kecipir dan kencur yang diperas. Usai meminum ramuan itu, bocah berusia 54 hari ini mengalami sesak napas dan terkena infeksi paru-paru.

Baca: Minum Jamu Tak Selalu Pahit, Datang ke Kafe Jamu Sukoharjo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus