Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Obsessive love disorder menunjukkan kondisi mental seseorang mengalami perasaan obsesi cinta yang tidak sehat terhadap orang yang disukai. Orang yang mengalami obsesi ini mengalami perasaan yang sangat kuat terhadap pasangan. Misalnya, bisa cemburu berlebihan, pengejaran, atau pemantauan yang tidak sehat.
Apa itu obssesive love disorder?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip Verywell Mind, orang yang obsessive love disorder cenderung terus-menerus memikirkan orang yang disukai. Bahkan, sampai mengabaikan kebutuhan dan kepentingan sendiri.
Mengutip Healthline, meski tak ada klasifikasi medis atau psikologis yang terpisah untuk obsesi itu, namun kondisi itu rentan menyertai masalah kesehatan mental lainnya. Misalnya, sering dikaitkan dengan gangguan stres pascatrauma, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan kepribadian ambang, dan delusional jealousy.
Attachment disorder atau gangguan keterikatan telah dikaitkan dengan pemicu gangguan obsesi cinta. Ketika seseorang tak bisa membentuk keterikatan yang sehat dengan orang lain maka akan mempengaruhi kualitas hubungan dan cara bertindak.
Bagi beberapa orang dengan gangguan keterikatan, kondisi tersebut mungkin membuat mereka merasa jauh dari pasangan. Tapi, gangguan keterikatan menyebabkan menjadi obsesif dengan orang-orang yang berhubungan dengan dia.
Gejala gangguan obsesi cinta
Mengutip Psych Central, mengalami gangguan obsesi cinta obsesif akan mengabaikan privasi dan perasaan orang yang disukai. Mungkin merasa seolah-olah kebutuhan untuk melindungi, tapi mengesampingkan minat dan masukan orang yang disukai atau pasangan.
Gangguan obsesi cinta rentan mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, dan kebahagiaan seseorang. Apa saja ciri perilaku gangguan obsesi cinta?
1. Pikiran posesif
2. Rendah diri
3. Kebutuhan untuk kontak terus-menerus, seperti panggilan telepon dan pesan berulang
4. Perasaan cemburu yang intens
5. Mengendalikan perilaku
6. Rasa tak percaya dalam hubungan
7. Memata-matai
8. Tampilan emosional yang ekstrem
9. Hipersensitivitas
10. Mengabaikan batasan pribadi orang yang dicintai
11. Mencari nilai secara konstan
Pilihan Editor: Perbedaan Bahasa Cinta Setiap Orang Bisa Picu Konflik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.