Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanker dapat berkembang di bagian mana pun dari kerongkongan dan dapat memiliki gejala yang bervariasi. Kanker kerongkongan adalah penyebab kanker paling umum ke-8 di dunia dan penyebab kematian terkait kanker ke-6 di seluruh dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kanker kerongkongan berkembang di esofagus yang merupakan saluran berongga yang menghubungkan faring ke perut. Kerongkongan membantu pergerakan makanan dari faring ke lambung untuk pencernaan. Kanker kerongkongan lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahli gastroenterologi dan hepatologi Monika Jain mengatakan bahwa beberapa faktor risiko kanker kerongkongan meliputi penggunaan tembakau, asupan alkohol, obesitas, rendahnya konsumsi buah dan sayuran, achalasia cardia, hingga kekurangan mikronutrien.
“Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi, deteksi dini dan pengobatan telah meningkatkan hasil secara signifikan bagi pasien dan keluarga mereka,” kata Jain dikutip dari Times of India.
Gejala awal kanker kerongkongan
1. Kesulitan menelan
Kanker kerongkongan dapat menyebabkan kesulitan menelan makanan akibat penyempitan lumen esofagus. Awalnya kesulitan hanya terjadi pada makanan padat. Tapi seiring perkembangan penyakit, cairan pun bisa sulit ditelan.
2. Sakit ketika menelan
Menelan bisa menjadi menyakitkan, terutama dengan adanya lesi ulserasi. Ini dikenal sebagai odinofagia.
3. Nyeri dada
Nyeri dada bisa menjadi gejala kanker kerongkongan. Rasa sakit dapat dirasakan di dada atau punggung dan mungkin menandakan keterlibatan struktur yang berdekatan dengan kerongkongan.
4. Suara serak
Suara serak bisa menjadi tanda dari banyak kondisi medis, termasuk kanker kerongkongan. Karena itu, setiap perubahan suara yang tidak biasa mesti diwaspadai sebagai gejala yang mengkhawatirkan.
5. Batuk berulang
Erosi tumor dapat memicu komunikasi antara kerongkongan dan saluran pernapasan (fistula trakea-esopaganda) yang dapat mengakibatkan batuk terus-menerus atau pneumonia berulang.
“Penting untuk mencari pertolongan medis jika ada yang mengalami gejala-gejala ini karena deteksi dan pengobatan dini dapat meningkatkan hasil bagi pasien secara signifikan," kata Jain.
"Jika memiliki gejala yang disebutkan tadi, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik, tes pencitraan, endoskopi GI bagian atas, dan biopsi untuk mengetahui apakah pasien menderita kanker kerongkongan."
Pilihan Editor: Suka Minum Teh Terlalu Panas, Awas Kanker Kerongkongan