Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Hari Diabetes Sedunia, Saran Pakar untuk Hindari Kebutaan dan Amputasi

Menyambut Hari Diabetes Sedunia, simak tips dari pakar untuk mencegah kebutaan akibat retinopati diabetik serta amputasi karena gangguan saraf tepi.

14 November 2023 | 09.20 WIB

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Perbesar
Ilustrasi diabetes. Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) M Ikhsan Mokoagow, pun membagikan tips mencegah kebutaan akibat retinopati diabetik serta amputasi karena gangguan saraf tepi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Pada diabetesi, seringkali terjadi diabetic retinopathy, yaitu adanya perubahan pembuluh darah di mata. Jika hal ini mencapai bagian tempat jatuhnya bayangan, maka bisa terjadi kebutaan,” ujar Ikhsan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Namun, ia menyatakan kebutaan pada penderita diabetes bisa dicegah dengan mengendalikan kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah secara bersamaan serta melakukan skrining kesehatan retina sejak dini. Dia menuturkan jika pasien menderita diabetes tipe 2, skrining retina sebaiknya dilakukan sesegera mungkin sekitar seminggu hingga sebulan setelah terdiagnosis diabetes. Sementara penderita diabetes tipe 1 bisanya muncul sejak usia kanak-kanak sehingga skrining retina dilakukan setidaknya lima tahun setelah terdiagnosis.

“Seringkali ketika seseorang terdiagnosis diabetes dan dianjurkan menemui dokter mata, mereka mengatakan bahwa mata mereka baik-baik saja atau hanya memakai kacamata atau sudah operasi katarak. Padahal bukan itu yang ingin dicek tapi kondisi retina,” jelas Ikhsan.

Selain kondisi retina, dia juga mengatakan penderita  diabetes harus memperhatikan kondisi kaki, terutama menghindari terjadinya luka. Pasalnya, orang yang telah menderita diabetes dalam waktu lama sering mengalami kerontokan rambut dan kekeringan di kaki sehingga terasa gatal-gatal.

Hindari amputasi
Pakar endokrinologi metabolik dan diabetes itu menyatakan kerusakan saraf tepi pada kaki juga membuat penderita diabetes sering mengalami kesemutan, kebas, dan mati rasa sehingga sering tidak sadar kaki terluka. Karena itu, dia menganjurkan pasien diabetes mengoleskan pelembap untuk mengurangi gatal-gatal dan memeriksakan kesehatan kaki secara rutin untuk menghindari luka yang tidak tertangani sehingga menimbulkan infeksi.

Lulusan Universitas Brawijaya dan Universitas Indonesia tersebut menyatakan infeksi yang tidak tertangani dengan baik pada kaki penderita diabetes dapat menyebabkan amputasi bagian tubuh tersebut.

“Salah satu atau komplikasi terberat yang kita hindari pada orang diabetes adalah terjadinya amputasi,” ujarnya.

Ia menjelaskan diabetes, terutama dengan kadar gula yang tidak terkendali, dapat menyebabkan terganggunya aliran darah sehingga memperlambat penyembuhan luka dan memperburuk infeksi.

“Boleh jadi dari luka kering akibat lecet karena terbentur sesuatu atau gatal yang digaruk lalu lama-lama terkena infeksi dan kemudian melebar sampai ke jaringan di bawah kulit hingga ke otot. Hal yang paling bahaya adalah ketika infeksinya sudah sampai ke tulang,” ucap Ikhsan.

Ketika tulang sudah terinfeksi dan semua jaringan di bagian tersebut sudah mati maka perlu dilakukan amputasi agar jaringan yang sudah membusuk itu tidak menjadi sumber makanan bakteri dan menimbulkan infeksi lebih lanjut.

“Amputasi memang sesuatu yang seharusnya bisa dicegah apabila kita melakukan perawatan kaki secara berkala dan juga memperhatikan bagaimana kondisi kaki penderita diabetes,” tandasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus