Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional dan Hari Diabetes Sedunia 2022 yang jatuh pada 14 November, Nutrifood bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pembatasan konsumsi gula harian dan cara mencegah diabetes. Kegiatan edukasi ini merupakan bagian dari kampanye #BatasiGGL yang telah dijalankan Nutrifood sejak 2013, yang membahas pentingnya asupan gula, garam, dan lemak (GGL) serta label kemasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program ini memiliki tujuan untuk mengedukasi kepada masyarakat hidup lebih sehat, khususnya membatasi konsumsi gula dan meningkatkan pola hidup sehat untuk menghindari risiko diabetes. Head of Strategic Marketing Nutrifood, Susana, mengungkapkan alasan mengadakan acara workshop dalam membatasi asupan gula, garam, dan lemak untuk cegah diabetes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Penyakit tidak menular itu menjadi banyak penyebab kematian di Indonesia, kemudian yang terkena Penyakit Tidak Menular (PTM) usianya masih muda, jumlah penderitanya yang semakin banyak di negara kita. Nutrifood ingin ikut berperan supaya masyarakat ini jangan semakin banyak yang terkena penyakit tidak menular supaya masyarakat ke depannya semakin sehat. Untuk itu masyarakat perlu tahu bagaimana cara mencegah, pola makan benar apa tidak, dan hal apa yang perlu diperhatikan,” kata Susana pada Media Workshop "Batasi Konsumsi Gula untuk Cegah Diabetes", di Jakarta Pusat pada 17 November 2022.
Spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan, menjelaskan diabetes adalah induk dari segala macam penyakit. Diabetes menyebabkan komplikasi berbagai penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan komplikasi berbagai organ tubuh. Penting menjaga pola makan dan mengurangi asupan gula bagi kelompok pradiabetes agar kondisi tidak semakin parah.
“Individu dengan riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa (GDP) terganggu atau kelompok pradiabetes perlu lebih memperhatikan diri dan menerapkan pola hidup sehat, salah satunya dengan memperhatikan asupan makanan dan minuman agar kondisi tidak berlanjut menjadi diabetes melitus,” ucap Rudy.
Ia menjelaskan asupan gula yang berlebihan merupakan penyebab utama asupan kalori tinggi yang memperparah diabetes. Namun, bukan berarti Anda tidak boleh mengonsumsi gula sama sekali. Masyarakat umum diperbolehkan mengonsumsi gula dalam batas yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Rudy juga menegaskan kepada orang yang terkena diabetes dan pradiabetes untuk menggunakan pemanis lain yang rendah kalori, diikuti olahraga rutin, dan selalu mencermati nilai gizi sebelum makan.
“Selain itu, masyarakat khususnya kelompok pradiabetes dan diabetes juga memiliki alternatif pengganti gula berupa pemanis rendah kalori. Hal ini tentunya perlu diimbangi dengan aktivitas fisik yang rutin dan membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak dengan memperhatikan label kemasan sebelum makan,” katanya.
JESSYCA GAZELLA