Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Hari Kanker Sedunia: Mengenal 9 Jenis Terapi Kanker, Cek Efeknya

Kanker hingga kini memang belum dapat disembuhkan secara total. Saat ini, paling tidak ada 9 Jenis terapi yang bisa diterapkan, apa saja?

4 Februari 2018 | 16.03 WIB

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta – Penyakit kanker hingga saat ini memang belum dapat disembuhkan secara total atau 100 persen. Tapi, ada banyak jenis terapi kanker untuk mengatasi sel kanker yang terus berkembang dalam tubuh. Paling tidak ada 9 jenis terapi kanker yang perlu diktehaui terkait penanganan kanker.

1. Kemoterapi
Terapi ini bekerja dengan cara membunuh sel-sel kanker dalam tubuh. Tujuannya adalah menyembuhkan, memperkecil kemungkinan kambuh, memperlambat atau menghentikan pertumbuhkan sel kanker, dan meringankan rasa sakit karena kanker. Akan tetapi, kemoterapi juga membunuh sel-sel sehat yang sedang berkembang sehingga dapat menyebabkan efek samping, seperti rambut rontok dan mual. Ada sekitar 100 tipe obat kemoterapi dan dokter akan menyesuaikan obat dengan kebutuhan pasien.

Baca juga:
Terungkap, ini Hadiah dari Melania Trump untuk Michelle Obama

2. External Beam Radiation Therapy (EBT)
Jenis terapi ini mengobati kanker dengan menggunakan partikel berenergi tinggi, yaitu proton dan gelombang (X-rays). Sinar dari mesin bernama linear accelerator (Linac) ditargetkan pada tumor dalam tubuh. Berbeda dari kemoterapi, penggunaan sinar pada terapi ini hanya akan menargetkan area tertentu. Terapi ini tidak akan menimbulkan rasa sakit pada pasien. Hanya saja, pasien kadang akan mencium bau yang berasal dari bau ozon yang di produksi mesin dan melihat cahaya berwarna selama proses terapi.

3. Internal Radiation Therapy (Brachyteraphy)
Brachyteraphy dilakukan dengan cara menanamkan implan di dalam tubuh pasien, di area sekitar tumor, atau dalam tumor. Implan tersebut mengandung material radioaktif yang akan membunuh sel kanker dalam tubuh. Efek samping yang dapat terjadi adalah merasa mual, lemas, dan sakit perut. Akan tetapi, efek samping itu tidak akan bertahan lama. Saat seseorang menggunakan terapi ini, disarankan untuk menjauh dari orang sekitarnya agar tidak terkena dampak radiasi.

4. Operasi
Operasi biasanya dilakukan untuk mengangkat tumor pada area tertentu. Akan tetapi, operasi pada umumnya tidak dapat menyembuhkan kanker yang sudah menyebar atau kanker darah. Terdapat beberapa teknik operasi untuk kanker, yaitu pembukaan dengan pisau bedah, cryosurgery (operasi menggunakan nitrogen), laser, hyperthermia, dan photodynamic therapy. Dengan operasi, pasien berisiko mengalami rasa sakit dan infeksi yang dapat terjadi jika luka bekas operasi tidak dirawat dengan baik.

5. Transplantasi Sel Punca 
Terapi sel punca (stem cell) berguna untuk memperbarui sel punca pembentuk darah yang dihancurkan oleh terapi pengobatan sebelumnya, seperti kemoterapi. Sel punca pembentuk darah tersebut bekerja untuk memproduksi sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit darah. Jenis terapi ini tidak secara langsung menyerang kanker karena hanya berfungsi untuk memperbaiki sel punca yang telah rusak. Akan tetapi, pada beberapa jenis kanker, terapi ini memiliki kemungkinan menyerang kanker secara langsung. Terdapat tiga jenis transplantasi sel punca. Yaitu Autologus (sel punca berasal dari tubuh pasien sendiri, Allogeneic (sel punca berasal dari orang lain), dan Syngeneic (sel punca dari kembar identik jika pasien memiliki saudara kembar). BacaKedondong Cocok untuk Diet? Bagaimana Memilihnya?

6. Precision Medicine
Precision medicine akan menggunakan informasi mengenai perubahan genetik dalam tumor untuk menentukan pengobatan yang paling tepat bagi kanker pasien. Pengecekan perubahan genetik akan dilakukan lewat biopsi. Kemudian, obat yang sesuai dengan kondisi pasien akan diberikan dengan terapi bertarget. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemberian terapi atau obat yang tidak sesuai untuk pasien. Hanya saja, cara ini belum bisa diterapkan pada seluruh pasien kanker. Sebab, perubahan genetik dalam tumor tiap pasien harus disesuaikan terlebih dahulu dengan obat yang tersedia.

7. Terapi Bertarget 
Targeted therapy atau terapi bertarget hanya akan menargetkan sel-sel kanker tanpa mengganggu sel sehat dalam tubuh. Cara ini berfungsi membantu sistem imun melawan sel kanker, menghentikan pertumbuhan sel kanker, menghentikan sinyal yang membantu pertumbuhan pembuluh darah, dan mengurangi hormon yang membantu pertumbuhan kanker. Akan tetapi, terapi ini hanya bisa dilakukan bersamaan dengan kemoterapi dan radiasi.

8. Terapi Hormon
Terapi hormon dilakukan untuk memperlambat atau menghentikan sel kanker yang memanfaatkan hormon untuk tumbuh, seperti kanker kolon dan kanker payudara. Selain itu, terapi hormon juga berguna untuk meringankan atau mencegah gejala kanker kolon pada penderita yang tidak bisa dioperasi atau melakukan terapi radiasi. Terapi ini memiliki beberapa efek samping berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki, pasien dapat merasakan panas pada tubuh, kehilangan gairah seks, tulang melemah, diare, mual, dada membesar, dan rasa lelah. Pada perempuan, pasien bisa merasakan panas pada tubuh, alat vital mengering, perubahan siklus menstruasi, kehilangan gairah seks, perubahan mood, dan kelelahan. Baca: Kolorektal, Kanker Kedua yang Mengancam Pria, Kenali 4 Tandanya

9. Immunotherapy
Immunotherapy membantu sistem imun pada tubuh untuk melawan sel kanker dengan cara meningkatkan sistem imun atau menandakan kanker sel agar mudah dikenali oleh sistem imun. Immunotherapy dapat diberikan lewat obat minum, IV, krim, atau kateter. Pasien yang melakukan immunotherapy berpotensi mengalami efek samping, seperti rasa sakit dan gatal pada bekas suntikan, demam, sakit kepala, tekanan darah rendah atau tinggi, diare, dan sebagainya. Selain itu, ada jenis immunotherapy yang melibatkan terapi gen di dalamnya, yaitu Adoptive Cell Transfer (ACT). Sel imun dalam tubuh akan diambil dari darah. Setelah itu, sel imun akan ditambahkan gen untuk mengubah sel menjadi lebih kuat untuk melawan sel kanker. Kemudian, sel yang sudah ditambahkan gen akan diletakkan kembali dalam tubuh.

AMERICAN CANCER SOCIETY | NATIONAL CANCER INSTITUTE | WEB MD | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus