Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Haruskah Mata Merah Bikin Khawatir?

Kebanyakan kasus mata merah bisa sembuh dengan sendirinya, tidak berbahaya dan bikin khawatir. Namun perhatikan hal-hal berikut.

27 Desember 2024 | 23.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi mata gatal atau mata merah. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mata merah adalah masalah kesehatan yang sering dialami banyak orang. Pemicunya saat membran tipis yang melapisi bagian putih mata terkena infeksi dan meradang. Kondisi ini juga disebut konjungtivitis karena sebutan membran tipis yang terinfeksi adalah konjungtiva.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika mengalami mata merah, biasanya keluar kotoran dari mata, tepatnya konjungtiva, bisa yang tipis seperti air mata, atau tebal seperti lendir, atau bisa juga berupa belek, jelas Dr. John Epling, pengajar kesehatan masyarakat di Sekolah Kedokteran Virginia Tech Carilion di Amerika Serikat. Kotoran bisa bening, berwarna kuning, atau hijau dan biasanya lengket, kadang sampai membuat penderita tak bisa membuka mata karena kelopak yang lengket.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Virus atau bakteri adalah penyebab terbanyak mata merah dan mudah menular antarorang. Karena itu, penderita konjungtivitis disarankan tak menyentuh orang lain atau berbagi bantal, handuk, selimut, atau make up sampai mereka sembuh, yang bisa berlangsung beberapa hari sampai seminggu, jelas Epling.

Penyebab mata merah
Mata merah terjadi ketika pembuluh darah kecil di konjungtiva membengkak dan teriritasi, jelas Mayo Clinic. Bengkak adan iritasi bisa disebabkan sejumlah hal tapi yang paling umum adalah virus dan bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae. Tidur di bantal yang terdapat bakteri atau menggunakan lensa kontak yang kotor adalah cara umum berkembangnya bakteri konjungtivitis.

Kebanyakan kasus konjungtivitis karena virus disebabkan adenovirus, bisa juga virus cacar atau rubela, virus Epstein-Barr, virus  vaicella-zoster, juga virus simpleks herpes. Iritasi karena zat kimia juga bisa memicu mata merah, misalnya akibat kontak dengan racun, meski tidak umum. 

Institut Mata Nasional Amerika Serikat juga mencatat alergen seperti serbuk sari, debu, kutu bisa memicu mata marah. Pada bayi, mata merah disebut konjungtivitis neonatal dan sering disebabkan kelenjar air mata yang tersumbat.

Cara mengatasi
Dilansir dari USA Today, kebanyakan kasus mata merah bisa sembuh dengan sendirinya, tidak berbahaya dan bikin khawatir karena tak sampai mengganggu penglihatan, sensitif terhadap cahaya, atau nyeri parah. Jika gejala tidak parah atau memburuk, gejala ringan bisa diatasi sendiri di rumah tanpa perlu perawatan medis. 

Gejala bisa diredakan dengan mengusap bagian luar mata dengan air hangat untuk membersihkan belek serta hindari gejala bertambah parah dengan menggosok atau menggaruk mata. Bila gejala lebih parah dan disebabkan bakteri, pengobatan bisa menggunakan antibiotik topikal, air mata buatan, atau tetes mata untuk melumaskan. Untuk konjungtivitis karena alergi, cara efektif mengatasinya adalah dengan menghindari alergen. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus