Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis mata konsultan infeksi imunologi Rina La Distia Nora menjelaskan sejumlah gejala peradangan mata yang mengindikasikan adanya penyakit autoimun dan harus segera ditangani dokter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mata bisa menjadi suatu refleksi apa yang terjadi di tubuh, termasuk penyakit yang autoimunitasnya bersifat sistemik atau seluruh tubuh, contohnya lupus,” kata dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta itu, Jumat, 26 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Autoimun adalah kondisi di mana sel imun menyerang tubuh sendiri dan dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk mata. Rina mengatakan ada dua kondisi peradangan mata yang paling sering dialami pasien dan berhubungan dengan penyakit autoimun, seperti sindrom Sjorgen dan uveitis (peradangan pada uvea atau lapisan tengah mata).
Sindrom Sjorgen lebih banyak mengenai kelenjar air mata. Gejalanya meliputi mata kering, terasa mengganjal, sering gatal, mudah mengantuk karena mata lelah, dan mata merah. Sementara uveitis antara lain ditandai mata merah, melihat hitam-hitam melayang, atau saat terkena cahaya membuat mata menjadi silau dan sakit. Rina menjelaskan tidak semua peradangan mata disebabkan penyakit autoimun, bisa saja berupa gangguan kesehatan mata ringan.
“Contohnya konjungtivitis atau peradangan pada selaput mata. Gejalanya memang mata merah tetapi biasanya disertai belekan, tertular dari orang di sekitarn, dan tidak buram. Jika itu terjadi, sebaiknya perawatan di rumah saja, kompres dingin atau tetes mata,” saran Rina.
Waspadai gangguan kesehatan lain
Jika kondisi mata merah tidak disertai penglihatan yang buram dan membaik dalam 2-3 hari setelah mendapat perawatan di rumah, bisa jadi kondisi itu tidak terkait penyakit autoimun. Kondisi mata yang mengalami peradangan karena penyakit autoimun akan terjadi pada kedua mata dengan interval waktu dan derajat keparahan yang berbeda. Misalnya, mata kanan mengalami peradangan terlebih dulu, kemudian disusul mata kiri.
Karena itu, Rina menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter saat mengalami peradangan pada salah satu bagian mata sebelum mengenai keduanya. Pemeriksaan diperlukan untuk mencegah peradangan yang semakin parah dan risiko gangguan kesehatan lain.
“Pengobatan yang cepat dan tepat bisa mencegah (keparahan radang) lebih lanjut. Apalagi baru kena satu mata, harus diberikan pengobatan yang cepat supaya mata sebelahnya tidak sampai terkena,” imbau Rina.
Ada sejumlah pengobatan yang dapat diberikan kepada pasien radang mata terindikasi penyakit autoimun. Misalnya pasien dengan sindrom Sjorgen akan diberikan obat khusus dari dokter spesialis penyakit dalam. Meskipun sebagian besar penyakit autoimun tidak dapat disembuhkan, dokter akan berusaha menekan peradangan agar tidak memperparah kondisi pasien dan memberikan obat sesuai kebutuhan.
Pilihan Editor: Tanda Anak Butuh Pemeriksaan Mata, dari Mengucek sampai Pusing