Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hemodialisa adalah prosedur medis yang digunakan untuk mencuci darah. Biasanya, prosedur ini diperlukan ketika pasien sudah dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Berikut penjelasan hemodialisa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dilansir dari depkes.org, hemodialisa adalah cuci darah. Hemodialisa adalah sebuah prosedur medis yang menggunakan mesin dialisis untuk menyaring produk limbah dari darah dan mengembalikan kandungan normal darah. Proses pencucian unsur-unsur darah dilakukan berdasarkan perbedaan dalam tingkat difusi melalui membran semipermeabel (membran dialisis).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hemodialisa lebih sering digunakan untuk penyakit ginjal kronis. Hemodialisa sering dilakukan untuk mengobati stadium akhir penyakit ginjal. Dalam keadaan tersebut, dialisis ginjal biasanya dikelola dengan menggunakan jadwal yang tetap tiga kali per minggu.
Mengutip kidney.org, cara kerja hemodialisa adalah mengalirkan darah ke mesin dialisis. Untuk mengalirkan darah ke mesin dialisis, dokter perlu membuat akses atau pintu masuk ke dalam pembuluh darah pasien. Biasanya, dokter akan melakukan pembedahan ringan atau operasi kecil, biasanya pada lengan pasien.
Ketika darah sudah mengalir ke mesin dialisis, darah itu akan disaring. Mesin dialisis memiliki dua filter, Satu untuk darah pasien dan satu untuk cairan pencuci yang disebut dialisat. Selembar membran tipis memisahkan dua bagian ini.
Sel-sel darah, protein, dan hal-hal penting lainnya tetap berada dalam darah karena ukurannya terlalu besar untuk melewati membran. Produk limbah yang lebih kecil dalam darah, seperti urea, kreatinin, kalium, dan cairan berlebih lah yang akan dibersihkan dan difiltrasi menggunakan mesin dialisis.
Hemodialisa memiliki dua tipe, yaitu hemodialisis di rumah sakit dan hemodialisis rumahan.
1. Hemodialisa rumah sakit
Mengutip my.clevelandclinic.org, Untuk tipe hemodialisis ini, pasien pergi ke fasilitas kesehatan khusus yang mengkhususkan diri dalam menyediakan hemodialisis. Seorang perawat atau teknisi hemodialisa yang akan melaksanakan prosedur hemodialisis. Sebagian besar orang menjalani hemodialisis di pusat setidaknya tiga kali seminggu. Setiap sesi memerlukan waktu antara tiga hingga empat jam untuk selesai.
2. Hemodialisa rumahan
Untuk tipe ini, hemodialisa bertempat di rumah pasien masing-masing. Sebelum mempraktikkannya di rumah, dalam beberapa minggu atau bulan penyedia layanan kesehatan akan mengajari pasien cara melakukan hemodialisis. Selain itu, juga diajarkan untuk mengatasi masalah umum yang mungkin timbul. Setelah itu, pasien akan menjalankan prosedur ini sendiri sesuai jadwal yang diinginkan. Dalam hemodialisis rumahan, terdapat tiga jenis:
Hemodialisa konvensional
Jenis ini adalah jenis umum dalam hemodialisa. Pasien melakukan hemodialisa di rumah tiga kali seminggu dan tiap sesi paling tidak tiga sampai empat jam.
Hemodialisa singkat
Jenis ini mengandalkan teknologi baru yang bisa memangkas lamanya prosedur. Prosedur ini dilakukan lima sampai tujuh hari perminggu dan hanya memakan waktu 2 jam tiap sesinya.
Hemodialisa malam
Jenis ini melaksanakan prosedur hemodialisia ketika pasien sedang tidur. Prosedur ini memerlukan empat sampai enam kali seminggu dan paling tidak memakan waktu enam hingga delapan jam per sesinya. Hemodialisa malam membuang lebih banyak limbah do darah karena ja per sesi yang lama.
Ditanggung BPJS
Dilansir dari laporbpjs.com, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan menjamin sejumlah pelayanan pengobatan berbagai penyakit, salah satunya adalah hemodialisa atau cuci darah bagi pasien yang mengalami gagal ginjal.
Hemodialisa yang dicover oleh BPJS kesehatan juga dapat dilakukan selama 2 kali dalam satu minggu, kecuali untuk pasien yang memiliki indikasi medis tertentu, cuci darah atau hemodialisa bisa dilakukan sampai 3 kali.
Sementara itu, untuk kebutuhan obat-obatan hemodialisa bisa 4 kali dalam sebulan, tergantung jenis kebutuhan obatnya bahkan ada yang sampai 8 kali dalam satu bulan. dan jika pasien harus melakukan transfusi darah maka pasien harus di rawat inap.