Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Hindari Stres dan Kafein untuk Mencegah Gangguan Irama Jantung

Stres bisa memicu gangguan irama jantung menjadi cepat atau aritmia karena hormonal. Hindari juga kafein.

7 Juni 2024 | 21.40 WIB

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi jantung (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis jantung dan pembuluh darah Alexandra Gabriella mengatakan stres bisa memicu gangguan irama jantung menjadi cepat atau aritmia karena hormonal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Jadi kalau ada gangguan hormonal itu juga bisa menyebabkan gangguan detak jantung jadi cepat atau aritmia. Salah satunya, kalau stres memicu detak jantung tambahan,” kata dokter yang akrab disapa Gabi ini dalam diskusi kesehatan tentang gangguan irama jantung aritmia di Jakarta, Jumat, 7 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan hormon diproduksi dari dalam tubuh dan akan mengalir ke seluruh tubuh melalui darah dari jantung. Hormon yang tidak stabil karena stres dapat mengganggu kelistrikan di jantung dan mengakibatkan detak jantung menjadi tidak stabil dan terasa ada detak tambahan yang tidak wajar. Selain stres, mengonsumsi kafein juga dapat mengakibatkan irama jantung menjadi tidak normal karena ada zat simpatomimetik yang memicu kenaikan tekanan darah.

“Kafein itu membawa agen simpatomimetik, artinya dia memang sebenarnya zat untuk memicu saraf simpatis yang memicu tensi tinggi, detak bertambah cepat,” jelas dokter di RS Pondok Indah Bintaro Jaya ini.

Hindari kafein
Ia menyarankan orang dengan riwayat darah tinggi dan gangguan irama jantung atau aritmia sebaiknya menghindari konsumsi kafein terlalu sering. Jika tidak memiliki riwayat masalah aritmia, Gabi menyarankan mengonsumsi kafein secukupnya dan untuk menghilangkan kantuk saja.

Ia mengatakan irama jantung yang sehat dan normal adalah 60-100 kali per menit. Jika irama jantung terasa lebih cepat dan ada detak tambahan yang tidak teratur maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) atau memeriksa kelainan hormon pada tubuh.

“Detak jantung sedang istirahat normalnya 60-100 kali per menit. Kalau cepat pada saat istirahat harus periksa hormon tiroid, atau lagi diam tapi detak jantung 97 berarti ada sesuatu dengan jantungnya,” paparnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus