Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Hobi Berkirim Kartu Pos yang Tetap Ramai di Era Digital

Hobi berkirim kartu pos dianggap dapat menghilangkan stres.

27 September 2021 | 11.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pameran kartu pos daring Komunitas Postcrossing Indonesia. Dok. KPI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Meski metode komunikasi kini semakin canggih, namun sebagian orang masih memilih menekuni cara berkomunikasi jadul: berkirim kartu pos. Sejak 2005, aktivitas ini menjadi lebih seru karena kehadiran platform Postcrossing.com.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lewat platform ini, penggemar kartu pos dapat saling berkirim kartu pos secara acak ke anggota Postcrossing lain di seluruh dunia. Karena acak, maka setiap Postcrosser --sebutan penggemar Postcrossing-- tak bisa menebak bentuk dan gambar kartu pos yang akan mereka terima.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartu pos yang dikirimkan pun masih memakai cara konvensional: dikirim melalui kantor pos memakai prangko. Tak heran jika para Postcrosser bisa berbulan-bulan menunggu kartu pos dari Postcrosser lain tiba ke tangan mereka. Begitu juga sebaliknya.

"Di situlah letak keseruannya," kata Iin Irawati, salah satu Postcrosser asal Bandung. Iin juga aktif di Komunitas Postcrossing Indonesia. Komunitas ini menjadi wadah para Postcrosser Tanah Air untuk berkomunikasi dan menjalin pertemanan.

Keasyikan lain hobi kartu pos ini adalah mengoleksi aneka kartu dengan gambar unik dan khas dari setiap negara. Istimewanya, ada saja Postcrosser dari negara lain yang mengirim kartu pos dalam bentuk unik, misalnya terbuat dari kayu, berbentuk tak lazim, atau bahkan kartu pos buatan tangan.

Iin Irawati memperlihatkan koleksi kartu posnya saat pameran Komunitas Postcrossing Indonesia, di Kantor Pos Bandung, November 2020. Dok. Pribadi

"Biasanya yang sangat dinanti adalah kartu pos dari negara-negara kecil atau negara yang jumlah Postcrosser-nya sedikit," kata Iin yang sudah menekuni hobi ini sejak 2012. "Kalau bisa dapat kartu pos berjenis rare itu, rasanya bangga dan senang sekali."

Di Indonesia, saat ini tercatat mencapai 8.732 Postcrosser. Secara total di seluruh dunia, situs Postcrossing.com melaporkan ada sebanyak 804.992 Postcrosser yang tersebar di 209 negara.

Sebagian Postcrosser Tanah Air mendirikan wadah bernama Komunitas Postcrossing Indonesia (KPI). Komunitas ini baru saja merayakan ulang tahun mereka yang ke-10 pada 21 September lalu. Perayaan satu dasawarsa komunitas ini dilakukan dalam bentuk pertemuan nasional yang diadakan secara daring, pada Minggu, 26 September 2021.

Dalam acara perayaan itu, sejumlah penggemar kartu pos membagikan pengalaman mereka. Bagi para Postcrosser, selain seru, hobi ini juga dianggap sebagai cara untuk melepas stres. Hobi ini juga jadi semacam cara untuk 'berpergian' ke luar negeri meski hanya lewat tulisan tangan di selembar kartu pos.

Bagi anggota lain, Postcrossing juga membantu mereka untuk mengenal budaya dari negara lain, belajar bahasa asing, hingga menambah pertemanan. "Dan yang pasti, ini bikin ketagihan," ujar sejumlah anggota dalam acara itu.

PRAGA UTAMA

Praga Utama

Praga Utama

Bergabung dengan Tempo sejak 2011 sebagai periset foto dan beralih menjadi reporter pada 2012. Berpengalaman meliput isu ekonomi, otomotif, dan gaya hidup. Peraih penghargaan penulis terbaik Kementerian Pariwisata 2016 dan pemenang lomba karya tulis disabilitas Lembaga Pers Dr Soetomo 2021. Sejak 2021 menjadi editor rubrik Ekonomi Bisnis Koran Tempo.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus