Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Penderita gangguan irama jantung atau aritmia tetap boleh melakukan hubungan seksual dengan pasangan, namun harus tetap ada batasan tertentu.
Menurut spesialis jantung dari RS Harapan Kita, dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), bercinta termasuk aktivitas moderate. Hubungan seks masih aman dilakukan sepanjang aritmia-nya telah tertangani dengan baik.
"Kalau sudah tertangani baik, aktivitas seksual boleh. Namun tetap ada batasan. Tidak boleh berat," ujar Dicky, di Jakarta, Jumat.
Selain itu, aktivitas seksual sebaiknya juga disesuaikan dengan kelainan aritmia yang diderita. "Untuk itu perlu pemeriksaan ke dokter (untuk mengetahuinya)."
Aritmia biasanya diawali gejala umum yakni jantung berdebar. Istilah berdebar menggambarkan perspektif subyektif penderita tentang aktivitas jantung yang abnormal dan bisa berhubungan dengan gejala kelainan irama jantung.
Dalam keadaan istirahat, aktivitas jantung umumnya tak terasa. Tetapi setelah melakukan olahraga yang cukup berat atau mengalami stres, denyut jantung dapat dirasakan untuk suatu periode yang singkat. Bila berdebar terjadi di luar itu, maka bisa dikatakan sebagai berdebar yang abnormal.
Acuan berdebar disebut abnormal jika frekuensi di bawah 60 kali per menit atau lebih dari 100 kali per menit. Untuk mendiagnosis aritmia dapat dilakukan dengan sinyal listrik jantung yang disebut electrocardiogram (ECG).
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini