Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Ini Beda Gatal Biasa dan Gatal Diabetes

Tak hanya alergi atau kulit kering, rasa gatal juga dialami oleh penderita diabetes.

5 Agustus 2023 | 07.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pruritus adalah istilah medis yang berarti gatal. Ini mengacu pada perasaan atau sensasi pada kulit yang ingin digaruk. Pruritus dapat menyakitkan atau menjengkelkan dan dapat terlokalisasi ke satu area tubuh atau menyebar ke beberapa area.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, pruritus dapat menjadi gejala dari kondisi yang mendasarinya. Penyebab yang paling umum adalah alergi, kulit kering, kehamilan, dan reaksi tubuh terhadap obat. Pruritus bisa kronis jika rasa gatal berlanjut selama enam minggu atau lebih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pruritus bisa menimbulkan sensasi yang tidak nyaman atau mengganggu. Terkadang pruritus bisa menyakitkan dan terasa seperti ada sesuatu yang menggelitik kulit. Menggaruk lokasi gatal dapat menyebabkan lebih banyak rasa sakit dan iritasi dan tidak akan selalu menghilangkan rasa gatal.

Tak hanya alergi atau kulit kering, rasa gatal juga dialami oleh penderita diabetes. Gatal menjadi salah satu gejala diabetes atau pradiabetes, yaitu ketika gula darah meningkat.

Dikutip dari Medical News Today, seseorang yang menderita diabetes lebih rentan terhadap kulit gatal. Mereka tidak boleh mengabaikan kulit gatal karena akan mudah terinfeksi dan sulit untuk diobati.

Ada beberapa alasan penderita diabetes mengalami rasa gatal lebih sering daripada yang lain. Salah satunya adalah akibat kerusakan serabut saraf di lapisan luar kulit akibat polineuropati diabetik atau neuropati perifer.

Ini adalah komplikasi diabetes yang berkembang ketika kadar glukosa darah tinggi menyebabkan kerusakan pada serabut saraf, terutama yang ada di kaki dan tangan.

Sebelum kerusakan saraf mulai terjadi pada penderita diabetes, sitokin tingkat tinggi mengedarkan tubuh. Ini adalah zat inflamasi yang dapat menyebabkan gatal.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peningkatan sitokin pada akhirnya mungkin memiliki hubungan dengan kerusakan saraf diabetes.

Terkadang, gatal yang terus-menerus mungkin mengindikasikan bahwa penderita diabetes berisiko mengalami kerusakan saraf karena peningkatan kadar sitokin. Banyak orang juga mengalami gatal sebagai gejala setelah neuropati berkembang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus