Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kari Jepang masuk ke India? Benarkah. Tapi ini nyata. Meskipun India adalah negeri asal kari, rantai restoran kari Jepang, CoCo Ichibanya, membuka gerai franchise-nya di negeri itu pada 2020. Rasa kari CoCo Ichibanya yang ringan dan agak manis, mungkin jauh dengan rasa kari India yang pedas dan kuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, perjumpaan kari Jepang dan India itu menjadi menarik, untuk menyaksikan keberagaman frasa kari, sekaligus kesalahpahaman mengenai kari. Banyak yang salah paham, karena menduga kari beresep atau berbumbu tunggal. Juga tidak terkait dengan pohon kari senama (meskipun daunnya digunakan di banyak hidangan di India).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Colleen Sen dalam bukunya “Curry: A Global History”, sebagaimana dinukil CNN Trafel, menyebut kari adalah rebusan daging, ikan atau sayuran, dengan bumbu yang baru digerus, bumbu bubuk, bumbu pasta, ataupun bumbu instan. Lalu pada pada abad ke-17, orang Portugis [yang menjajah Goa di India barat] mengenal kari sebagai 'rebusan berbumbu' yang disiramkan ke atas nasi.
Dari sini, muncullah 'caril' atau 'caree' dalam bahasa Portugis, kemudian curry atau 'kari' dalam bahasa Inggris.
Sejarah mengenai curry, jejaknya diperkirakan berasal sejak 2500 SM di wilayah Pakistan modern. Kemudian berkembang menjadi makanan global, setelah berkeliling dunia melalui kolonisasi dan imigrasi, tenaga kerja kontrak, dan perdagangan. Saat ini, kari ada di mana-mana, mulai dari ayam tikka masala di Inggris hingga kari hijau pedas di Thailand, kare raisu di Jepang, dan kari kambing di Jamaika.
Berikut 12 negara yang memiliki resep kari sesuai dengan versinya masing-masing, sebagaimana dinukil dari CNN Travel.
India
Masakan India sangat beragam dan kompleks, bergantung kepada wilayah negara bagian dan komunitas asal masakan itu. Jadi, menyebut kari India sangatlah beragam. Namun, di antara keberagaman itu, kari yang satu ini sangat populer: murgh makhani - lebih dikenal di seluruh dunia sebagai ayam mentega.
Hidangan terkenal ini diciptakan oleh koki dan pemilik restoran Kundan Lal Gujral di New Delhi pada tahun 1948. Resepnya berupa ayam yang diasinkan dengan yogurt, dipanggang dalam oven tandoor, kemudian disiram dengan saus krim tomat, bawang, dan rempah-rempah yang kaya krim.
Salah satu kari dari India. Foto: @indiacurryclub
Lalu, vindaloo hidangan dari Goa. Vindaloo berasal dari frasa bahasa Portugis, "vinha d'alhos" (artinya daging yang direndam dalam bawang putih dan cuka anggur), hidangan pedas dan hangat ini secara tradisional dibuat dengan daging babi, cuka, tomat, bawang, cabai merah, bawang putih, dan campuran bumbu yang rumit.
Hidangan kari lezat lainnya termasuk: arum, krim korma (hidangan dari Dinasti Mughal ini dibuat dengan saus yogurt, kunyit dan pasta kacang); rogan josh (kari aromatik yang biasanya dibuat dengan domba atau kambing yang dimasak dengan api kecil); kari lentil manis dan asam dari komunitas Parsi; chana masala (masala yang berarti "campuran rempah-rempah "); saag pedas dengan sawi hijau dari India utara; kari ikan jhol maacher dari Benggala Barat; dan rajma masala dari wilayah Punjab.
Jepang
Kari Jepang memiliki rasa yang ringan dan volumenya tebal. Kari Jepang dsebut sebagai kare raisu. Ia bahkan dianggap sebagai hidangan nasional de facto, bersama ramen, "Dalam sebuah survei, orang Jepang menyebut nasi kari sebagai salah satu dari tiga masakan rumahan favorit mereka. Sementara anak sekolah di Jepang memilihnya sebagai makanan terbaik yang disajikan dalam program makan siang," kata Sen.
Kari raisu bukanlah hidangan Jepang yang indah tampangnya, namun didedikasikan untuk rasa dan dimakan. Curry memiliki sejarah panjang di negara itu, yang diduga diperkenalkan oleh perwira dan pedagang Inggris pada tahun 1800-an.
"Pada awal Era Meiji (1868-1912) pelabuhan Jepang pertama kali dibuka untuk orang asing," jelas Sen. "Militer Jepang ingin mendorong konsumsi daging sebagai cara membangun kekuatan pemuda Jepang, dan menyantap nasi komplit yang terdiri dari sayuran, beras dan daging ke dalam satu makanan murah namun substansial."
Biasanya dimasak dengan campuran bumbu atau kari, dengan potongan daging sapi rebus, bawang dan wortel. Beberapa campuran kari, seperti curry Vermont yang populer, juga memasukkan madu dan apel parut untuk menambah rasa manis. Setelah masak, disiramkan di atas nasi.
Inkarnasi kari lain yang umum di Jepang adalah katsu kar yang selalu memuaskan, hidangan hangat berupa potongan daging babi goreng renyah (disebut tonkatsu) dan saus kental berwarna cokelat di atas nasi, "Kari Jepang sangat menarik bagi saya - ini adalah kebalikan dari makanan Jepang, yang begitu elegan dan disajikan dengan indah," tambah Sen.
"Kari tampil seadanya dengan saus cokelat, tapi orang Jepang menyukainya. Ini adalah contoh masakan rumahan."
Sajian Katsu Curry Rice di Rumah Juliet di Tanjung Duren, Jakarta. TEMPO/Nita Dian
Karibia
Di Kepulauan Karibia, kari sangat lazim di bekas koloni Inggris seperti Jamaika, Saint Kitts dan Nevis, Guyana dan Trinidad-Tobago.
Kedatangan kari di wilayah ini dapat ditelusuri kembali ke pertengahan 1800-an, setelah Kerajaan Inggris menghapuskan perbudakan pada tahun 1833 dan membebaskan lebih dari 800.000 budak Afrika di seluruh dunia.
Karena budak yang sudah dibebaskan tidak lagi mau bekerja di perkebunan tebu, Inggris meminta buruh kontrak dari anak benua India - India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan, Maladewa, Nepal dan Sri Lanka - untuk menebus kekurangan tenaga kerja. Menurut buku Sen, 1,5 juta orang India bermigrasi ke bagian lain Kerajaan Inggris antara tahun 1834 dan 1917, termasuk 114.000 ke Trinidad dan Tobago, dan 36.000 ke Jamaika.
Migrasi massal menghasilkan masuknya teknik memasak baru, bahan-bahan dan hidangan, termasuk kari. Di Trinidad dan Tobago, kari telah "menjadi simbol identitas nasional" selama dua abad terakhir. Hidangan kari biasanya berbahan kepiting, udang, bebek, buncis, kentang dan lobster serta saus jinten dan roti di sampingnya.
"Di Trinidad, mereka menggunakan rempah-rempah yang berbeda berdasarkan apa yang mereka miliki," kata Sen. "Jadi, Anda melihat banyak jintan, ketumbar, fenugreek [ramuan yang mirip dengan semanggi] dan kunyit dalam campuran rempah-rempah khas Trinidad."
Demikian juga, di Jamaika, campuran pengaruh Inggris dan India memunculkan beragam kari lokal - hidangan kari paling populer di pulau itu. Dipersiapkan pada acara-acara khusus, berbahan santan, bawang putih, bawang merah, allspice, thyme, Scotch bonnet chilli peppers, tomat, dan banyak kunyit. Hasilnya berupa kari dengan rona kuning cerah.
Thailand
Selama abad ke-4, pedagang India dan misionaris Buddha diperkirakan telah menyebarkan rempah-rempah seperti asam dan bawang putih, bawang merah, jahe dan serai ke seluruh Asia Tenggara.
Belakangan, pada abad ke-16, Portugis memperkenalkan cabai - yang sekarang menjadi bahan pokok makanan Thailand. Seiring waktu, orang Thailand memasukkan bahan-bahan ini ke dalam masakan mereka sendiri, yang memunculkan kari pedas yang terkenal di negara ini.
Kari Thailand. Foto:@
Kari Thailand menggunakan santan. Bedanya, di Thailand utara wujud kari lebih kering, sementara di Thailand tengah dan selatan, lebih basah. Kari Thailand (atau "gaeng" dalam bahasa Thailand) berwarna merah, kuning dan hijau - dan berusaha untuk mencapai keseimbangan antara manis, asam, asin dan pedas. Membedakannya, kari Thailand biasanya mengandung pasta udang fermentasi, serta serai dan gula aren.
Sri Lanka
Sebagai penghubung utama di sepanjang rute perdagangan rempah kuno dan bekas jajahan Inggris, Sri Lanka memiliki hubungan panjang dengan kari. "Pada abad ke-19, Inggris mendirikan perkebunan teh, kayu manis, karet, gula, kopi dan nila di pulau itu dan membawa ribuan buruh kontrak dari Tamil Nadu [di India selatan] untuk mengerjakannya," jelas Sen.
Selain itu, pulau ini juga merupakan rumah bagi jutaan orang Sinhala, kelompok etnik yang beremigrasi dari India utara ribuan tahun yang lalu. Berkat pengaruh dari komunitas Sinhala dan India selatan, kari datang dalam pelangi warna, dari kuning terang ke putih krem, merah terang dan coklat.
Meskipun rasanya sangat bervariasi, kari sering menggunakan bahan-bahan seperti santan, asam, ikan, cabai hijau, biji sesawi, ketumbar dan jintan. Kari yang populer di Sri Lanka, antara lain parippu (kari dhal), polos (kari nangka hijau), kaya kukul mas (kari ayam), kari ayam putih (biasanya dibuat dengan sereh aromatik dan daun pandan) dan ambul thiyal (kari ikan asam).
Pakistan
Pakistan berdiri pada tahun 1947 setelah berakhirnya pemerintahan kolonial Inggris dan pembagian kekuasaan dengan India, kuliner Pakistan dipengaruhi khasanah kuliner Mughal (dinasti Muslim yang memerintah India dari awal abad ke-16 hingga pertengahan abad ke-18) dalam masakannya.
Kari Pakistan dibuat dengan bahan daging sapi, ayam atau ikan serta banyak rempah-rempah, seperti pala, jintan, kunyit, daun salam, kapulaga dan lada hitam. Kari sangat populer, di Pakistan dan dihidangkan bersama dengan nasi atau roti.
Kari Pakistan yang populer di antaranya aloo gosht (kari daging dan kentang lobia daal) (kari kacang hitam bermata hitam); dan kambing paya, kari yang dimasak dengan lambat
Maladewa
Negara pulau kecil Maladewa memiliki kuliner kari berbahan pokok kelapa, ikan, dan berbagai pati. Kuliner Maladewa sangat dipengaruhi perdagangan berabad-abad dengan India, Afrika, dan Timur Tengah.
Kari Maladewa berciri khas menggabungkan hidangan laut dengan buah tropis, yang menciptakan rasa yang kaya. Biasanya dikonsumsi dengan nasi atau roti datar, mas riha (kari ikan) adalah salah satu jenis kari yang paling banyak dijumpai.
Kari Maladewa juga memadukan santan, cabai segar, kayu manis, campuran rempah-rempah dan potongan tuna. Jenis lainnya berupa anbu riha manis dan asam (kari tuna dan mangga) yang sama populernya berupa kukulhu riha (kari ayam). Anda juga akan menemukan beragam kari vegetarian, mulai dari terong hingga labu, kentang, kembang kol, dan pisang hijau.
Kari Durban. Foto: @durbancurryclub
Afrika Selatan
Di Afrika Selatan, kari dibawa oleh VOC pada 1600-an ke Afrika Selatan, melalui budak dari Indonesia, Madagaskar dan India, yang secara kolektif membentuk komunitas etnis Tanjung Melayu (Cape Malay). Lalu, lahirlah kari Cape Malay dengan cita rasa manis dan gurih, dari ayam yang dibumbui tomat hingga kari domba yang dimasak lambat.
Kemudian, Inggris memindahkan ratusan ribu pekerja kontrak dari India selatan untuk bekerja di perkebunan. Gaya memasak mereka memunculkan kari Durban yang sangat disukai: dengan warna merah, berminyak, dan kuat. Bahan bakunya dari daging domba, ayam, ikan, dan kepiting.
Beberapa dekade kemudian, gelombang saudagar dari negara bagian Gujarat barat India pindah ke Afrika Selatan, di mana banyak mendirikan toko rempah-rempah dan restoran.
Malaysia
Karena posisinya di sepanjang Selat Malaka, rute perdagangan maritim yang penting antara timur dan barat, tradisi kuliner Malaysia dipengaruhi silang budaya selama berabad-abad. Pada akhir 1700-an, Inggris hadir di beberapa bagian Malaysia dan Singapura saat ini.
Seperti halnya banyak pelabuhan dagang dan koloni lainnya, Inggris merekrut buruh dari India untuk bekerja di perkebunan karet dan kelapa sawit. Mereka membawa hidangan kari, berupa kari kepala ikan tangy, varuval ayam yang dipengaruhi Tamil, kari dalcha lentil yang menghangatkan.
Lalu lahirlah kari ayam Malaysia, yang dibuat dengan teknik Cina dan bahan-bahan Malaysia, termasuk pasta udang, santan, adas bintang, kayu manis, saus ikan, jeruk purut, kunyit, jahe dan lain-lainnya.
Indonesia
Seperti Malaysia, Indonesia melihat pengaruh penting dari tradisi makanan India, Cina, dan Timur Tengah berkat perdagangan dan kolonisasi internasional selama berabad-abad. Keanekaragaman kari yang melimpah di 17.000 pulau, kari Indonesia hadir dengan bahan-bahan lokal.
Kari di Indonesia sangat beragam sesuai daerah yang dikunjungi pelancong kuliner, seperti gulai kambing (kari domba berbahan dasar santan pedas), kari ayam, dan rendang yang terkenal di dunia. Untuk mencoba beberapa kari sekaligus, cobalah nasi Padang. Kuliner ini kaya dengan sambal dan kari pedas - seperti gulai otak, gulai kepala ikan dengan saus kelapa yang lembut, dan gulai cubadak (kari nangka mentah).
Korea Selatan
Di Korea Selatan, kari muncul setelah Perang Dunia II. Sebelum dan selama perang, Jepang mengendalikan Korea dan sekitar 2,4 juta orang Korea tinggal di Jepang.
"Banyak yang bermigrasi selama 1920-an; beberapa diambil sebagai romusha sebelum dan selama Perang Dunia II," jelas Sen. "Setelah Jepang menyerah, sebagian besar dipulangkan ke Korea - hanya sekitar 600.000 yang tersisa."
Ketika berada di Jepang, orang Korea menjadi akrab dengan banyak makanan lokal, termasuk kari, dan kemudian mencoba membuat ulang resep tersebut setiba di tanah air mereka. Kari menjamur setelah sebuah perusahaan bernama Ottogi memproduksi bubuk kari siap pakai dan kari instan pada 1960-an.
Gulai tempoyak ikan patin dan pindang ikan patin hidangan khas Jambi. TEMPO/Shinta Maharani.
Sejak itu, Sen mengatakan nasi kari (semangkuk daging sapi, wortel, kentang dan bawang di atas nasi) dan kari tteokbokki - saus semur dengan tteok (kue beras), kue ikan, sayuran dan telur - telah menjadi dua masakan rumahan paling populer.
Inggris
Karena hubungannya yang panjang dengan India, Inggris telah memiliki kari sendiri sejak abad ke-18. Orang-orang Inggris membawa resep kari India dan menyediakannya di kedai-kedai kopi. Inggris juga mendatangkan bumbu kari dalam botol dari India.
Pada tahun 1810, kedai kari pertama dibuka dengan nama Hindoostane Coffee House, di Marylebone, London. Meskipun tidak sukses, rumah kari menjadi semakin umum. Curry semakin mengukuhkan diri sebagai bagian dari tradisi makanan Inggris setelah kedatangan puluhan ribu imigran India pada awal abad ke-20. Kari kian kaya dengan masuknya imigran Bangladesh pada tahun 1970-an - banyak dari mereka mendirikan restoran.
"Kari sangat populer di Inggris," kata Sen. "Orang Inggris sangat menyukainya - mereka menemukan tikka masala di sana, karena India telah menjadi bagian dari jiwa Inggris sejak lama." Dua budaya itu sudah bersua ratusan tahun lalu, salah satunya untuk seporsi kari.