Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Jelang Ramadan, Simak Tips Berolahraga di Bulan Puasa dari Pelatih Kebugaran

Simak saran pelatih kebugaran untuk menyiasati tubuh agar tetap fit dan tetap mampu berolahraga saat Ramadan.

4 Februari 2025 | 14.19 WIB

Ilustrasi olahraga di rumah saat berpuasa. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi olahraga di rumah saat berpuasa. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih kebugaran Jansen Ongko mengatakan rutinitas olahraga bisa dilakukan dengan sejumlah penyesuaian saat Ramadan, yang menurut kalender akan dimulai pada 1 Maret 2025, karena adanya pergeseran jam aktivitas. Untuk menyiasati tubuh agar tetap fit dan tetap mampu berolahraga saat Ramadan, ia merekomendasikan kecepatan, durasi, serta jarak dapat diturunkan, terutama bagi yang gemar olahraga lari. Sementara bila menggemari latihan kekuatan, beban dan intensitas dapat dikurangi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Kalau kita bicara bulan puasa, jamnya bergeser. Tubuh harus beradaptasi lagi. Misalnya seminggu lima kali, jadi dua atau tiga kali dulu. Bisa di-cut, kasarnya itu 50 persen di minggu pertama,” ujar Jansen di Jakarta, Senin, 3 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kemudian untuk minggu berikutnya, intensitas olahraga bisa saja ditambah namun dengan tetap memperhatikan kemampuan tubuh. Sementara waktu yang disarankan bisa sesuai kenyamanan masing-masing. Misalnya, olahraga  setelah sahur atau menjelang berbuka puasa.

Jangan makan berlebihan
Di tengah aktivitas kala bulan puasa, tubuh juga tetap butuh cukup tidur, termasuk tidur siang, agar tetap bugar. Ia juga mengimbau agar beberapa hal dapat dihindari, misalnya terik matahari, agar tubuh tidak kekurangan cairan dan dilanda rasa haus berlebih. Untuk tetap menjaga berat badan tetap ideal serta tidak mengalami kenaikan yang signifikan, ia mengingatkan agar tetap menjaga asupan yang masuk ke tubuh dan menahan keinginan untuk makan lebih banyak dari porsi yang seharusnya.

“Misalnya kita mau berbuka, kesalahan teman-teman di bulan puasa adalah kalap. Kolak, gorengan, masuk. Jadi ada yang ngomong ke saya bulan puasa naik berat badan. Kalap itu tadi,” tegas Jansen.

Jansen menggarisbawahi naluri alamiah atau keinginan untuk makan yang melebihi batas kadang menjadi kendala bagi diri sendiri sehingga kesadaran untuk membatasi makanan yang masuk ke tubuh harus dilakukan, terutama saat berbuka puasa. Kiat lain yang ia bagikan adalah mengurangi kopi, terutama kebiasaan minum kopi saat sahur, yang dapat menyebabkan dehidrasi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus