Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep mengunjungi istimewa ke Klenteng Xian Ma di Istana Naga Sakti, Makassar, Sulawesi Selatan. Kunjungan ini tidak hanya sekadar acara resmi, tetapi juga menjadi momen untuk merasakan keunikan dan keistimewaan dari klenteng tertua di kota ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kaesang tiba di Klenteng Xian Ma dengan penuh antusias, mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan suasana keagamaan. Selama kunjungannya, Kaesang menyatakan bahwa tujuannya bukanlah untuk berkampanye, melainkan untuk meresapi dan menghormati keberagaman budaya serta nilai-nilai keagamaan yang tercermin dalam klenteng ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu keistimewaan yang mencolok dari kelenteng yang dibangin pada 1860 ini adalah adanya puluhan lilin besar yang dikirim oleh warga sekitar sebagai tanda doa masyarakat Tionghoa. Lilin setinggi sekitar satu meter ini menjadi bagian dari ritual keagamaan dan memberikan sentuhan khusus dengan warna merah yang melambangkan keberuntungan. Tak hanya itu, lilin-lilin ini juga dihiasi dengan ukiran naga besar, menambah keeksotisan dan keanggunan dalam klenteng.
Di dalam klenteng, atmosfer keagamaan semakin terasa dengan banyaknya dupa yang terbakar, menciptakan aroma yang khas dan memberikan pengalaman sensorial kepada para pengunjung. Pohon doa yang berisi harapan-harapan dari masyarakat juga menjadi bagian tak terpisahkan dari suasana sakral di dalam klenteng.
Selain elemen-elemen keagamaan, Kaesang juga menyoroti pakaian yang menutupi patung Dewi Xian Ma, patung dewa pengobatan Bao Sheng Da Di, dan patung dewa rezeki Wu Lu Cai Shen. Pergantian pakaian ini bukan hanya sebagai bentuk perhatian terhadap aspek visual, melainkan sebuah penghormatan terhadap entitas keagamaan yang dipuja dalam klenteng.
Tidak hanya itu, struktur bangunan klenteng ini juga mencirikan keistimewaannya. Dengan adanya 9 tiang atau pilar penyanggah berwarna merah, klenteng ini menjadi penuh dengan ornamen pemujaan dewa. Warna merah yang mendominasi menciptakan suasana yang indah dan sarat dengan nilai-nilai religi, menonjolkan klenteng ini sebagai tempat ibadah yang anggun dan suci.
Sebagai bagian dari klenteng tertua di Makassar, Klenteng Xian Ma juga memiliki nilai sejarah yang sangat berharga. Dengan usianya yang telah berabad-abad, klenteng ini menjadi saksi bisu perkembangan budaya dan keagamaan di Makassar.
Kunjungan Kaesang ke Klenteng Xian Ma mengajak berbagai komunitas Tionghoa dan warga sekitar untuk menggunakan hak suara pada pemilu mendatang, Kaesang memperkuat pesan persatuan dalam perbedaan di tengah masyarakat yang multikultural.
Dalam wawancara singkat, Kaesang menyampaikan apresiasinya terhadap keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Ia menegaskan bahwa keberagaman bukanlah hambatan, melainkan kekayaan yang harus dijaga bersama. Keistimewaan klenteng ini tidak hanya tercermin dalam arsitektur dan elemen keagamaan, tetapi juga dalam nilai-nilai kultural dan sejarah yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat di Indonesia.
Dalam Kelenteng Xiang Ma Istana Naga Sakti itu dikelola Yayasan Vihara Naga Sakti.penuh dengan hiasan molding dan patung-patung naga yang dikombinasikan dengan unsur hiasan pada susunan balok-balok, kolom, konsol yang bertumpuk melebar sehingga menghasilkan perpaduan yang harmonis.
Pilihan Editor: 5 Rekomendasi Tempat Wisata di Makassar Saat Weekend
Foto 
