Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Ketahui Sindrom Cushing: Kondisi Kelebihan Hormon Kortisol pada Tubuh

Kondisi kelebihan hormon kortisol dikenal dengan nama sindrom cushing. Apa itu?

13 Mei 2023 | 15.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hormon kortisol yang dilepaskan tubuh saat kita stres bisa memicu kita untuk mengalami kondisi stress eating. (Canva)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hormon kortisol merupakan cairan dari tubuh yang membantu sejumlah fungsi tubuh seperti mengatur tekanan darah, mengurangi respon inflamasi sistem kekebalan tubuh, mengubah sejumlah zat makanan menjadi energi, menyeimbangkan hingga efek insulin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski memiliki segudang manfaat, tingkat kortisol yang berlebihan tidak baik untuk tubuh. Kondisi kelebihan kortisol dikenal dengan sindrom cushing.

Mengutip Mayo Clinic, terlalu banyak kortisol dapat menyebabkan sejumlah gejala seperti lemak yang menimbun, penambahan berat badan, kulit menipis, dan stretch mark. Sindrom cushing juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, pengeroposan tulang, hingga diabetes tipe 2.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyebab paling umum dari sindrom cushing adalah penggunaan obat kortikosteroid dengan dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama. Dokter biasanya meresepkan ini untuk mengobati penyakit peradangan atau untuk mencegah penolakan organ yang ditransplantasikan.

Mengutip Healthline, beberapa jenis tumor juga dapat menyebabkan produksi kortisol yang lebih tinggi, beberapa di antaranya adalah:

  • Tumor kelenjar hipofisis. Kelenjar pituitari melepaskan terlalu banyak hormon adrenokortikotropik (ACTH), yang merangsang produksi kortisol di kelenjar adrenal. 
  • Tumor ektopik. Ini adalah tumor di luar hipofisis yang menghasilkan ACTH. Ini biasanya terjadi di paru-paru, pankreas, tiroid, atau kelenjar timus.
  • Kelainan atau tumor kelenjar adrenal. Kelainan adrenal atau tumor dapat menyebabkan pola produksi kortisol menjadi tidak teratur yang dapat menyebabkan sindrom Cushing.

Selain itu, terdapat sejumlah penyebab meningkatnya kortisol lainnya seperti tingkat stres yang tinggi, malnutrisi, konsumsi alkohol berlebih, depresi, hingga panic attack

Mengutip Cleveland Clinic, jenis pengobatan sindrom cushing tergantung pada penyebab yang mendasari tingginya kadar kortisol. Pengobatan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Kemoterapi: Kemoterapi diperlukan jika tumor bersifat kanker dan telah menyebar ke bagian lain pada tubuh. 
  • Obat-obatan: Menambahkan obat-obatan yang mengurangi kortisol atau menghilangkan obat-obatan yang dapat menyebabkan sindrom cushing.
  • Radiasi: Pembedahan pada tumor hipofisis mungkin tidak dapat dilakukan. Dalam kasus tersebut, pengidap mungkin harus menjalani prosedur radiasi selama enam minggu. 
  • Pembedahan: Operasi pengangkatan tumor hipofisis, tumor adrenal, dan tumor ektopik terbilang efektif, tetapi tetap harus dibarengi resep obat kortisol. Jika diobati dengan baik, sindrom cushing dapat sembuh setelah dua hingga 18 bulan. 

Pilihan editor : 6 Kegunaan Hormon Kortisol Bagi Tubuh
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus