Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Es Krim Uncle sangat populer di Singapura sejak beberapa dekade lalu. Camilan ini biasanya dijual di pinggir jalan dengan menggunakan gerobak sepeda dan beratap payung lebar. Disebut Es Krim Uncle karena yang menjual adalah uncle alias paman atau mamang-mamang. Mereka biasanya berjualan di kawasan Orchard Road Singapura yang terkenal di kalangan wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal yang menarik dari es krim ini adalah rasanya yang enak dan harganya yang murah. Es krim ini mirip dengan es potong dengan rasa durian, vanilla, cokelat, hingga green tea yang dijual dengan wadah gelas, stik, atau diletakkan di antara wafer atau roti pelangi seperti sandwich. Harganya hanya sekitar 1-1,5 dolar Singapura atau sekitar Rp11-17 ribu per potong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di tengah modernisasi negara kota itu, Es Krim Uncle semakin jarang ditemukan. Business Insider melaporkan, penyebabnya antara lain tidak ada regenerasi dan sulitnya mendapatkan izin untuk menjual makanan kaki lima di negara tersebut.
Chan Yong Leng, penjual es krim Orchard Road yang telah menjalankan bisnis ini sejak tahun 60-an, memperkirakan industri ini akan mati dalam beberapa tahun. Kepada Business Insider Chan mengatakan bahwa saat ini kebanyakan pembelinya adalah turis, bukan warga lokal.
“Sulit menjalankan bisnis ini,” kata Chan, 78 tahun. “Bisnis lebih baik jika ada turis.”
Izin sulit didapat
Tidak mudah menjadi penjual es krim tradisional di Singapura, karena warung kaki lima diatur secara ketat oleh Singapore Food Agency, atau SFA.
“Pada 1994, pedagang kaki lima diberi izin dalam satu kali latihan untuk mengendalikan jumlah mereka dan tidak ada lagi izin yang dikeluarkan setelah itu,” kata SFA kepada Business Insider dalam sebuah pernyataan.
Lisensi ini berlaku selama satu tahun tetapi tidak dapat dipindahtangankan, tambah SFA. Pedagang baru biasanya diberikan izin lokal khusus untuk wilayah tempat mereka tinggal.
Pada 2019, Channel News Asia melaporkan bahwa hanya tersisa 13 pedagang kaki lima yang diizinkan menjual es krim di tempat mana pun, menurut SFA. Ini berarti hanya sekitar tujuh penjual di Orchard Road.
Menyebar ke negera tetangga
Ketika pedagang Es Krim Uncle di Singapura berkurang, di negara tetangga justru bermunculan, termasuk di Indonesia. Kedai es krim ini banyak bermunculan di mal-mal di kota besar dengan menggunakan nama es krim uncle atau kedai es krim Singapura.
Di Vietnam, es krim ini dijual di pinggir jalan seperti di negara asalnya. Seorang penulis di Rice Media, Kimberly Lim, menceritakan bahwa kedai es krim ala Singapura ini laris manis. Kedai ini dibuka sejak 2020.
"Selain wafer, kedai ini juga menawarkan roti pelangi manis klasik untuk dipadukan dengan es krim. Persis seperti yang terjadi di asalnya," tulis dia.
Es Krim Uncle Singapura tak akan punah dalam waktu dekat karena masih banyak penggemarnya, tapi mungkin tak lama lagi akan lebih populer di negara-negara tetangga.
Pilihan Editor: 7 Tempat Wisata Singapura Murah yang Bisa Dikunjungi