Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyatakan Kejadian Luar Biasa atau KLB campak dilaporkan dari 31 provinsi di Indonesia hingga Desember 2022. Infeksi virus campak dapat menyebabkan kebutaan pada mata akibat keringnya kornea karena campak menurunkan kadar vitamin A dalam tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua unit kerja koordinasi penyakit Infeksi tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Anggraini Alam, pun mengatakan pemberian vitamin A dosis tinggi pada anak sangat penting untuk mencegah infeksi campak jadi lebih parah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pemberian vitamin A dosis tinggi yang biasanya setiap Februari dan Agustus itu sangat penting karena virusnya bila infeksi menurunkan kadar vitamin A dalam darah anak," ucapnya.
Pemberian vitamin A dosis tinggi diberikan dalam dalam rentang waktu dua minggu apabila anak mengalami gizi buruk. Anggraini mengatakan sejak 2015 cakupan vaksin yang disebut DPT dengan vaksin pentavalen itu sudah mulai turun. Dan angkanya semakin menurun di 2020 karena pandemi COVID-19.
"Secara global memang imunisasi menjadi turun cakupannya, ditambah negara kita yang kalau pun juga ada campak ini dianggap ringan," ujarnya.
Menyerang organ vital
Virus campak akan masuk ke tubuh dan kemudian ke darah. Kemudian akan muncul ruam setelah demam selama beberapa hari. Ruam biasanya muncul di kepala dan yang paling mudah lihat adalah di belakang telinga. Yang dikhawatirkan adalah jika campak sudah menyerang ke mata, jantung, paru-paru, saluran cerna, serta memperburuk sistem imun.
Selain itu, Anggraini mengatakan campak juga bisa menyerang ke otak yang menyebabkan penurunan kemampuan. Dalam setahun terakhir, campak yang menyerang otak ini telah menyebabkan kematian.
"Dari 1.000 yang kena campak satu di antaranya otaknya rusak. Kejadiannya beberapa hari sampai beberapa minggu setelah campak," katanya.
Ia mengatakan potensi wabah campak cukup tinggi dengan penularan yang mudah melalui udara. Karena itu cakupan imunisasi campak harus semakin tinggi dan memantau atau melaporkan anak yang berpotensi tertular campak. Dalam rentang 2021 hingga 2022, jumlah yang terkonfirmasi suspek campak naik 32 kali lipat di Indonesia dan WHO ingin di 2026 target eliminasi campak tercapai.
"Bawalah ke fasyankes apabila ada demam berulang. Di fasyankes tersebut tenaga kesehatan akan melaporkan demam ini sebagai suspek campak," ucapnya.