Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Acciaroli, sebuah desa di pantai barat Italia, 90 mil dari Naples, memiliki populasi orang tua yang sangat tinggi. Satu dari sepuluh penduduknya berusia mencapai 100 tahun. "Sewaktu saya studi di Italia, melihat orang berusia 80-90 tahun berjalan-jalan di luar tanpa bantuan tongkat merupakan hal lumrah," kata Ervina, peneliti dari Indonesia International Institute for Life-Sciences, dalam acara Pekan Masakan Italia Sedunia pada 20-26 November 2017 di Institut Kebudayaan Italia, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia menjelaskan, kuncinya terletak pada pola makan dan gaya hidup masyarakat Italia, terutama Italia bagian selatan. Daerah ini berhubungan langsung dengan Laut Mediterania sehingga budayanya banyak dipengaruhi budaya Mediterania. Termasuk pola konsumsi dan gaya hidupnya. Baca: Ashley Graham Model Montok Pertama Masuk 10 Termahal Forbes
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ervina mengatakan ada lima kunci sehat dalam makanan yang dikonsumsi orang Italia, yaitu makanan laut, tomat, minyak zaitun, keju, dan wine merah. "Ini tecermin dalam diet Mediterania yang sudah diteliti oleh banyak ilmuwan," kata dia, kemarin.
Tahun lalu, sekelompok ilmuwan asal Italia memaparkan hasil penelitiannya dalam kongres Masyarakat Kesehatan Jantung Eropa 2016. Hasilnya, diet ala Mediterania disebut sebagai gaya hidup tersehat pada abad modern. "Diet Mediterania merupakan pola pengaturan asupan nutrisi paling sehat di dunia," kata Giovanni de Gaetano, pakar epidemologi dari Institut Neurologi Mediterania di Pozzilli, Italia, dalam kongres tersebut, seperti ditulis Science Daily.
Sang profesor mengatakan diet yang diadaptasi dari kebiasaan masyarakat di wilayah Laut Tengah ini mampu menurunkan angka kematian akibat serangan jantung. Menurut dia, diet ini bekerja lebih baik ketimbang simvastatin- obat penurun kolesterol darah- dalam mencegah kematian akibat serangan jantung.
Untuk membuktikan hal itu, ia merekrut 1.197 orang yang punya riwayat serangan jantung, stroke, dan penyumbatan arteri. Selama studi dilakukan, mereka diminta menjalankan pola konsumsi ala Mediterania. Setelah tujuh tahun, ada 208 kematian yang tercatat. "Kami mendapati risiko kematian pada kelompok yang patuh terhadap diet berkurang 37 persen dibanding kelompok yang tidak patuh," kata dia. Bandingkan dengan kemampuan simvastatin, yang menurut harian asal Inggris, Guardian, hanya mampu menurunkan risiko kematian hingga 24 persen.
Konsumsi protein terbesar masyarakat Italia- khususnya bagian selatan- berasal dari laut. Ervina mengatakan konsumsi makanan dari laut sebanyak dua hingga empat kali per pekan dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 15 persen. "Karena kandungan omega-3 dan omega-6, asam aminonya tinggi," kata dia. Baca: Pil Ekstrak Teh Hijau Bisa Rusak Ginjal dan HatiIlustrasi sup tomat. Shutterstock
Tomat jadi kata kunci kedua. Hampir semua masakan Italia menggunakan tomat. Ervina mengatakan, dalam sebuah tomat, terdapat betakaroten, lycopene, antioksidan, vitamin E, vitamin C, dan vitamin A yang tinggi. Dengan kandungan tersebut, tomat dipercaya dapat menurunkan risiko kanker dan osteoporosis.
Syaratnya adalah tomat segar, bukan saus tomat. Dia mengatakan, apabila tomat diolah atau dimasak dengan minyak zaitun, terbukti meningkatkan kandungan flavonoid dan lycopene. "Antioksidannya meningkat," kata dia. Hal ini disebabkan kandungan kaya antioksidan dalam tomat maupun minyak zaitun.
Meski demikian, minyak zaitun tak dapat digunakan untuk menggoreng karena tidak tahan panas. Alih-alih sehat, minyak zaitun justru akan meracuni tubuh jika digunakan untuk menggoreng. "Tetap gunakan minyak kelapa atau minyak kelapa sawit untuk menggoreng," kata dia.Front Page Cantik. Fungsi Minyak Zaitun. shutterstock.com
Ada tiga jenis minyak zaitun, yaitu extra virgin olive oil, virgin olive oil, dan light olive oil. "Yang extra virgin olive oil memiliki kandungan antioksidan paling tinggi, dan menurunkan risiko kanker payudara sebesar 62 persen," kata dia. Minyak ini dihasilkan dari proses dingin. Adapun yang paling jarang digunakan adalah versi ringan yang biasanya digunakan bersama minyak lain untuk memunculkan aroma saja.Ilustrasi keju. Shutterstock
Keju juga identik dengan Italia. Ada sekitar 450 jenis keju yang dihasilkan di Italia dengan keunikan tekstur dan rasa masing-masing. Keju kaya akan kandungan vitamin A, vitamin B12, vitamin C, kalsium, seng, fosfor, zat besi, dan kalium. Keju juga dikenal baik sebagai makanan yang dapat meminimalkan risiko penyakit tulang keropos atau osteoporosis.
Soal minuman, wine tak dapat dilewatkan. "Mereka mengkonsumsinya sambil menyantap hidangan dengan porsi moderat, tidak terlalu banyak atau sedikit," kata dia. Segelas wine, menurut Ervina, setara dengan sepuluh jus anggur. Seperti bahan lainnya, wine juga memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Baca: Orang Tua Selingkuh, Psikolog Sarankan Jujur pada AnakIlustrasi wine atau anggur. shutterstock.com
Selain itu, penduduk Italia sangat mementingkan kualitas bahan pangannya. "Mereka sangat detail," kata pakar gastronomi Lisa Virgiano. Saking detailnya, di Italia selalu ada kompetisi minyak zaitun, mirip seperti kompetisi atau penilaian kopi. "Bahkan sampai untuk wadahnya pun ada kompetisinya."
Masyarakat di Mediterania selatan terbiasa mengisi piring mereka dengan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, ikan, susu, anggur merah, dan minyak zaitun. Elemen lain yang tak kalah penting adalah pola hidup mereka. Masyarakat Mediterania terbiasa rutin berolahraga, makan bersama keluarga secara rutin, serta bangga mengkonsumsi makanan yang sehat dan lezat.
Meski baik, Ervina mengatakan, diet Mediterania tak bisa diadopsi mentah-mentah di Indonesia. "Diambil saja yang baik, seperti perbanyak makan sayuran dan gunakan minyak zaitun untuk mengolahnya," kata dia.
SCIENCE DAILY | THE GUARDIAN | OLDWAYS | KORAN TEMPO