Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Makan Terlalu Cepat Bisa Akibatkan Refluks Asam dan Nyeri Ulu Hati

Ketika Anda makan terlalu cepat, Anda melewatkan beberapa mekanisme fisiologis yang dirancang untuk mengoptimalkan pencernaan3333333333333333333333333

24 Maret 2025 | 11.49 WIB

Ilustrasi makanan. Dok. Lakban
Perbesar
Ilustrasi makanan. Dok. Lakban

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cara makan dapat berpengaruh pada proses pencernaan makanan serta bagaimana tubuh menyerap nutrisi yang berasal dari makanan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi kesehatan secara keseluruhan. Dokter ahli bedah dari National Health Service (NHS) Inggris Karan Rajan, yang juga merupakan kreator konten kesehatan, menyampaikan bahwa kecepatan makan berpengaruh signifikan terhadap kesehatan usus dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. "Ketika Anda makan terlalu cepat, Anda melewatkan beberapa mekanisme fisiologis yang dirancang untuk mengoptimalkan pencernaan," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran Hindustan Times pada Jumat 21 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pencernaan makanan dimulai dari mulut, tempat makanan dikunyah menjadi potongan yang lebih kecil dan enzim amilase membantu memecah karbohidrat menjadi gula.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pada orang yang makan terlalu cepat dan tidak mengunyah makanan dengan benar, makanan bisa mencapai usus dalam potongan yang lebih besar dan ini membuat bakteri usus harus bekerja lebih keras untuk memecah karbohidrat yang belum tercerna, yang pada akhirnya menghasilkan gas berlebih.

Dokter Rajan menyampaikan bahwa semakin banyak Anda mengunyah makanan, akan semakin baik pula kerja enzim dan penyerapan nutrisi di saluran pencernaan.

Ia juga mengingatkan bahwa makan terlalu cepat bisa membebani sfingter esofagus bagian bawah, katup yang mencegah asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Ini berarti makan terlalu cepat bisa meningkatkan risiko refluks asam dan nyeri ulu hati.

Kebiasaan makan terlalu cepat juga dapat memicu refleks gastrocolic yang berlebihan.

Menurut dokter Rajan, kondisi ini bisa menyebabkan dorongan mendadak untuk buang air besar atau menyebabkan diare, terutama pada mereka yang mengalami sindrom iritasi usus besar.

Ia mengatakan bahwa makan terlalu cepat membuat saluran pencernaan tidak bisa mencerna makanan dan menyerap nutrisi dari makanan secara optimal. "Tubuh butuh waktu untuk mengeluarkan cairan pencernaan penting seperti empedu dan enzim. Jika makanan dikonsumsi terlalu cepat, tubuh tidak punya cukup waktu untuk mengeluarkannya, yang menyebabkan pencernaan tidak tuntas dan penyerapan nutrisi buruk," ia menjelaskan.

Di samping itu, ia melanjutkan, hormon seperti kolesistokinin, GIP, dan GLP-1 tidak punya cukup waktu untuk menyampaikan sinyal ke otak bahwa Anda sudah kenyang kalau Anda makan terlalu cepat, sehingga meningkatkan peluang makan berlebihan. Ia menyampaikan bahwa makan dalam porsi kecil dan secara perlahan dapat membantu mengatur refleks gastrocolic serta mencegah gangguan pencernaan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus