Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Manfaat Kurangi Asupan Garam dan Gula Menurut Ahli Gizi

Asupan garam berlebih memang tak langsung membuat tubuh mengalami penuaan dini. Namun, kondisi tubuh yang tak sehat tentu membuat badan terasa renta.

19 Februari 2023 | 10.29 WIB

Ilustrasi garam. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi garam. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penabuh drum grup Dewa 19, Tyo Nugros, beberapa waktu lalu mengaku resep awet mudanya di usia 52 tahun salah satunya karena membatasi asupan garam. Meskipun tubuh masih memerlukan gula dan garam, jumlahnya harus sesuai dengan takaran yang dibutuhkan tubuh, tidak boleh berlebihan, seperti yang dikatakan ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Luciana B. Sutanto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Luciana menyebut gula atau glukosa serta garam atau natrium secara alami sudah terkandung dalam makanan yang dikonsumsi, baik buah, sayur, udang, ikan, dan keju, meski jumlah yang terkandung tergolong kecil. Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) itu menjelaskan natrium yang terdapat dalam garam meja dan dikenal secara kimia sebagai natrium klorida terdiri dari 40 persen natrium atau sodium dan sisanya klorida. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Natrium memiliki fungsi sebagai elektrolit yang membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh supaya tidak mengalami dehidrasi. Namun bila tubuh terlalu banyak asupan natrium tentu kesehatan pun akan terganggu. Asupan garam berlebih bisa menyebabkan edema atau membengkaknya bagian tubuh tertentu karena munculnya penumpukan cairan berlebih. 

Edema bisa terjadi di seluruh bagian tubuh, mulai dari bawah kulit seperti lengan, perut, kaki, hingga organ vital seperti paru-paru. Edema juga menyebabkan meningkatnya volume darah akibat kelebihan air. Saat volume darah dan tekanannya meningkat, maka tubuh mengalami hipertensi.

Jadi, asupan garam berlebih memang tidak langsung membuat tubuh mengalami penuaan dini. Namun, kondisi tubuh yang tidak sehat tentu membuat badan terasa renta yang identik dengan lanjut usia.

Awas diabetes!
Sementara itu, asupan gula berlebihan bisa menyebabkan penyakit kronis tidak menular seperti diabetes. Tidak sampai di situ, sebuah kajian ilmiah yang dilakukan pada 2022 di Brasil, membuktikan asupan gula berlebih dapat memicu penuaan dini pada kulit seperti keriput, kulit yang mengendur, bahkan kerusakan permukaan kulit yang menimbulkan jerawat.

Dermatolog Fredric Brandt dari New York, Amerika Serikat, menjelaskan asupan gula berlebih dapat merusak serat protein atau kolagen yang bertugas menjaga kekencangan dan elastisitas kulit. Setelah rusak, kolagen, juga elastin yang elastis dan kenyal, menjadi kering dan rapuh, menyebabkan keriput dan kendur.

Efek penuaan dimulai sekitar usia 35 tahun dan meningkat pesat setelah itu, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Dermatology. Saat kolagen menjadi rapuh, enzim antioksidan alami pada tubuh membuat kita jadi lebih rentan terhadap kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari yang merupakan salah satu penyebab utama penuaan kulit.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus