Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Memahami Bahaya Hipertensi pada Perempuan yang Sering Diabaikan

Penting bagi perempuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya hipertensi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan jantung dan kesejahteraan mereka.

17 Mei 2024 | 08.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi adalah sebuah kondisi medis yang sering kali tidak menimbulkan gejala, menjadi masalah kesehatan serius yang dapat mempengaruhi siapa pun, termasuk perempuan. Meskipun hipertensi memengaruhi kedua jenis kelamin, perempuan sering kali menghadapi risiko yang lebih membahayakan dan dampak yang berbeda.

Di seluruh dunia, hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, yang merupakan penyebab utama kematian. Melansir dari World Health Organization, WHO, Hipertensi (tekanan darah tinggi) terjadi ketika tekanan di pembuluh darah Anda terlalu tinggi (140/90 mmHg atau lebih tinggi). Hal ini biasa terjadi tetapi bisa menjadi serius jika tidak diobati.

Hipertensi terjadi ketika tekanan darah dalam arteri meningkat secara konsisten di atas batas normal. Tekanan darah diukur dengan dua angka: sistolik (tekanan ketika jantung berdetak) dan diastolik (tekanan ketika jantung beristirahat). Menurut American Heart Association, tekanan darah normal adalah di bawah 120/80 mmHg. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang konsisten di atas 130/80 mmHg.

Wanita memiliki kemungkinan yang sama besarnya dengan pria untuk terkena tekanan darah tinggi pada suatu saat dalam hidup mereka. Meskipun tekanan darah tinggi tidak berhubungan langsung dengan jenis kelamin, kehamilan, alat kontrasepsi, atau perubahan pada tubuh wanita menjelang menopause dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.

Tekanan darah biasanya dicatat sebagai dua angka dan ditulis sebagai dua angka, satu di atas yang lain.

- Sistolik: Angka teratas dalam rasio, yang lebih tinggi dari keduanya, mengukur tekanan di arteri saat jantung berdetak.

- Diastolik: Angka terbawah, yang merupakan angka terbawah dari keduanya, mengukur tekanan di arteri di antara detak jantung.

Tekanan darah meningkat pada setiap detak jantung dan turun saat jantung rileks di antara detak jantung. Meskipun dapat berubah dari menit ke menit seiring dengan perubahan postur tubuh, olahraga, stres, atau tidur, biasanya kadarnya kurang dari 120/80 milimeter merkuri (mm Hg) untuk wanita atau pria berusia 20 tahun ke atas.

Berikut risiko hipertensi yang sering dialami pada perempuan dilansir dari Go Red for Woman:

1. Hipertensi pada Kehamilan: Perempuan hamil rentan mengalami tekanan darah tinggi, terutama preeklampsia, yang dapat berujung pada komplikasi serius bagi ibu dan janin. Hipertensi dalam kehamilan memerlukan pemantauan dan penanganan medis yang cermat.

2. Menopause dan Hormon: Menopause dapat mempengaruhi tekanan darah pada perempuan karena perubahan hormonal. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan setelah menopause memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan hipertensi.

3. Efek Samping Obat: Beberapa jenis kontrasepsi hormonal dan terapi penggantian hormon dapat meningkatkan risiko hipertensi pada perempuan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter tentang risiko dan manfaat penggunaan obat-obatan tersebut.

4. Penyakit Jantung dan Stroke: Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit jantung koroner dan stroke, yang merupakan penyebab utama kematian pada perempuan di seluruh dunia. Tekanan darah tinggi dapat merusak arteri dan meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah.

5. Gagal Jantung: Perempuan dengan hipertensi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gagal jantung dibandingkan pria. Gagal jantung dapat mempengaruhi kualitas hidup dan memiliki tingkat kematian yang tinggi.

6. Kerusakan Ginjal: Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di ginjal, yang akhirnya dapat mengarah pada gagal ginjal. Perempuan lebih rentan terhadap gagal ginjal daripada pria, terutama setelah menopause.

7. Komplikasi Kehamilan: Hipertensi selama kehamilan, terutama preeklampsia, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kelahiran prematur, pertumbuhan janin terhambat, dan bahkan kematian ibu dan janin.

Pilihan Editor: Diet Mediterania Bantu Pasien Kurangi Risiko Hipertensi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus