Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.

19 Maret 2024 | 12.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dengan cita rasanya yang gurih dan lezatnya, santan menjadi salah satu bumbu masakan yang sangat digemari oleh banyak orang. Namun, terlepas dari kenikmatannya, penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari laman Siloam Hospitals, berikut adalah bahaya konsumsi santan secara berlebihan bagi kesehatan:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Risiko diare

Salah satu bahaya yang muncul akibat konsumsi santan secara berlebihan adalah potensi terjadinya diare. Hal ini disebabkan oleh kandungan lemak yang tinggi dalam santan, yang membuatnya sulit dicerna oleh lambung. Konsumsi berlebihan juga dapat mengakibatkan peningkatan kadar air di dalam usus, yang dapat mengganggu proses pembentukan feses.

2. Naiknya asam lambung

Kandungan lemak yang sulit dicerna oleh lambung dapat menjadi masalah bagi penderita maag dan GERD karena dapat memicu naiknya asam lambung. Konsumsi makanan bersantan berlebihan dapat menyebabkan gejala perut kembung dan heartburn, serta meningkatkan risiko naiknya asam lambung.

3. Risiko jerawat

Salah satu efek samping yang perlu diwaspadai dari konsumsi santan berlebihan adalah peningkatan risiko munculnya jerawat. Konsumsi santan secara berlebihan dapat meningkatkan produksi minyak alami pada kulit wajah, yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.

4. Peningkatan berat badan

Santan mengandung lemak dan kalori tinggi, sehingga dapat menyebabkan peningkatan berat badan jika dikonsumsi secara berlebihan. Untuk menghindari hal ini, disarankan untuk membatasi konsumsi makanan bersantan dan menjaga keseimbangan dengan melakukan olahraga secara rutin.

5. Hipertensi

Konsumsi santan secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi. Asam lemak jenuh dalam santan dapat menumpuk dalam pembuluh darah dan menyebabkan peradangan, yang dapat mengakibatkan penyempitan atau penyumbatan aliran darah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko stroke ringan jika terjadi dalam jangka waktu yang lama.

6. Risiko penyakit jantung

Meskipun konsumsi santan secukupnya dapat membantu menjaga kadar kolesterol baik dalam tubuh, namun konsumsi berlebihan justru dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah, yang berisiko meningkatkan risiko penyakit jantung. Karena itu, penting untuk membatasi konsumsi santan agar tidak berlebihan.

Batas Konsumsi Santan

Untuk menghindari risiko yang ditimbulkan oleh santan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, penting bagi setiap individu untuk membatasi asupan makanan yang mengandung bahan tersebut agar tidak terlalu berlebihan. Namun, seberapa banyak santan yang aman untuk dikonsumsi demi kesehatan?

Menurut American Heart Association, batas aman untuk konsumsi asam lemak jenuh adalah sekitar 5–6 persen dari total asupan kalori per hari. Jadi, jika kebutuhan energi harian Anda adalah 2.000 kalori, disarankan agar konsumsi lemak jenuh tidak melebihi 120 kalori atau sekitar 13,3 gram per hari. Dalam konteks santan, ini setara dengan sekitar 60 gram santan per hari.

Namun, penting untuk diingat bahwa makanan yang biasa Anda konsumsi setiap hari mungkin juga mengandung lemak jenuh. Karena itu, mengatur agar konsumsi santan tetap di bawah batas 60 gram per hari merupakan langkah yang sangat bijaksana. Dengan memperhatikan batas ini, Anda dapat meminimalkan risiko yang ditimbulkan oleh santan sambil tetap menikmati cita rasanya dalam masakan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus