Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Memahami Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Besar dan Penanganannya

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan diseksi aorta atau robeknya pembuluh darah besar, antara lain hipertensi, penyakit arteri koroner.

21 Juni 2024 | 14.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tim medis melakukan operasi jantung di ruang operasi di Klinik Saint-Augustin di Bordeaux, Prancis, 25 Oktober 2018. REUTERS/Regis Duvignau

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Diseksi aorta atau robeknya salah satu lapisan pada pembuluh darah besar (aorta) merupakan kondisi serius yang perlu deteksi dini dan penanganan medis sesegera mungkin. Kondisi ini bisa dialami siapa saja namun beberapa hal dapat meningkatkan faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi, riwayat keluarga dengan diseksi aorta, kebiasaan merokok, kelainan katup jantung, dan lansia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Penting untuk selalu menjaga fungsi jantung, terutama aorta, untuk mencegah terjadinya penyakit komplikasi akibat gangguan yang bisa dialami,” kata spesialis bedah toraks kardiovaskular di RS Siloam Lippo Village Karawaci, Dicky Aligheri, Jumat, 21 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menjelaskan beberapa faktor yang dapat menyebabkan diseksi aorta, antara lain hipertensi, penyakit arteri koroner, kelainan kongenital atau genetik, cedera atau trauma, penggunaan obat terlarang, hingga imbas aktivitas angkat beban.

Gejala dan diagnosa
Beberapa gejala yang mungkin muncul terkait diseksi aorta antara lain nyeri dada hebat, nyeri punggung, sesak napas, nyeri perut, kelumpuhan tungkai, dan beberapa gejala nonspesifik seperti pucat, berkeringat, atau mual. Dicky menjelaskan ada beberapa metode diagnosis untuk mengidentifikasi diseksi aorta, yakni pemeriksaan riwayat klinis dan fisik, CT scan, MRI, hingga ekokardiografi.

"Diagnosis diseksi aorta melibatkan evaluasi medis yang mendalam dan detail untuk membantu mengkonfirmasi kondisi pasien," jelasnya.

Setelah didiagnosis, langkah selanjutnya adalah segera mengambil tindakan untuk memberikan perawatan yang diperlukan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Berikut beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan.

Minimal invasif
Endovascular Aneurysm Repair (EVAR) dan Thoracic Endovascular Aneurysm Repair (TEVAR) adalah prosedur perbaikan pada diseksi aorta dan aneurisma aorta (pelebaran atau pembengkakan aorta) melalui metode bedah endovaskular. Kedua prosedur tersebut dapat digunakan untuk mengatasi diseksi aorta aneurisma aorta perut (EVAR) atau aneurisma aorta toraks (TEVAR). EVAR merupakan tindakan bedah endovaskular yang dilakukan untuk mengatasi diseksi aorta dan aneurisma aorta perut.

“Dalam prosedur ini, kateter yang dilengkapi dengan stent graft (semacam tabung yang dapat memperkuat dinding aorta) dimasukkan melalui arteri di pangkal paha pasien,” jelas Dicky.

Stent graft ditempatkan di dalam aorta untuk menggantikan, melapisi, dan memperkuat bagian diseksi atau aneurisma yang melemah serta membantu mencegah pecahnya aneurisma serta menutup robekan diseksi dan mengurangi risiko komplikasi yang dapat terjadi.

Sementara itu, TEVAR digunakan untuk mengobati diseksi aorta dan aneurisma aorta toraks, yaitu pelebaran atau pembengkakan pada aorta bagian dada.

“Prosedur ini mirip dengan EVAR namun stent graft ditempatkan di dalam aorta di area toraks, tepat di atas diafragma. Hal ini membantu mengisolasi dan memperkuat bagian aneurisma dan mencegah pecah atau robekan lebih lanjut serta menutup robekan diseksi,” ujar Dicky.

Keuntungan utama EVAR dan TEVAR adalah prosedur itu dilakukan dengan metode bedah endovaskular sehingga pembedahan terbuka yang lebih invasif dapat dihindari. Dalam beberapa kasus bisa menghasilkan masa penyembuhan yang lebih cepat, risiko infeksi yang lebih rendah, dan waktu pemulihan yang lebih singkat bagi pasien.

Namun, penting untuk dicatat EVAR dan TEVAR mungkin tidak cocok untuk semua pasien dengan diseksi aorta dan aneurisma aorta. Setiap kasus akan dievaluasi secara individual oleh tim medis untuk menentukan apakah intervensi endovaskular dapat menjadi pilihan tepat berdasarkan ukuran dan karakteristik aneurisma, serta faktor-faktor lain seperti riwayat medis dan kesehatan keseluruhan pasien.

Operasi jantung terbuka
Diseksi aorta dan aneurisma aorta juga dapat diatasi dengan operasi jantung terbuka yang dikenal dengan operasi bentall. Bentall adalah bedah jantung kompleks untuk mengganti katup aorta dan menggantikan sebagian aorta yang melemah atau aneurisma. Proses operasi bentall melibatkan beberapa langkah, yakni pemotongan aorta, pengangkatan katup aorta, pemasangan katup buatan, dan pemasangan graft aorta.

Operasi bentall biasanya dilakukan pada pasien dengan diseksi aorta dan aneurisma aorta yang mengalami kerusakan signifikan atau penyakit katup aortik yang parah. Tujuan dari operasi ini untuk mengembalikan fungsi normal aorta dan katup aorta serta mencegah pecahnya aneurisma dan komplikasi seriusnya.

Operasi ini memiliki faktor risiko seperti infeksi, pendarahan, hingga gangguan irama jantung. Keputusan untuk menjalani operasi harus dibahas dan diputuskan bersama dengan dokter spesialis yang berpengalaman. Selain bentall, operasi penggantian aorta merupakan salah satu opsi operasi jantung terbuka. Apabila katup aorta dinilai masih baik, maka cukup mengganti pembuluh darah besar saja seperti Hemiarch dan Total Arch.

Saat ini belum banyak sarana medis yang dapat menangani kasus aorta. Namun, dengan tim medis yang terlatih dan profesional serta didukung oleh teknologi canggih, RS Siloam Lippo Village Karawaci  menjadi salah satu rumah sakit di Indonesia yang dapat menangani kasus pembuluh darah aorta melalui tindakan minimal invasif atau operasi jantung terbuka demi mempercepat penyembuhan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus