Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Memahami Pneumonia, Gejala dan Penyebab. Bisakah Disembuhkan?

Pneumonia terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap infeksi yang menyerang kantung udara kecil di paru-paru dan menyebabkan peradangan.

25 Februari 2025 | 17.56 WIB

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pneumonia atau radang paru-paru kini tengah mendapat perhatian banyak orang karena penyakit inilah yang dialami oleh Paus Fransiskus. Kondisi pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu juga masih kritis setelah didiagnosis pneumonia bilateral atau ganda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sebelumnya, bintang serial Meteor Garden yang populer di era 1990-an, Barbie Hsu, wafat pada 2 Februari 2025 di usia 48 tahun. Aktris Taiwan itu dikabarkan menderita pneumonia yang dipicu flu saat melakukan perjalanan ke Jepang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Cleveland Clinic menjelaskan pneumonia adalah infeksi akut di paru-paru yang disebabkan bakteri, virus, atau jamur. Kondisi ini bisa memicu pembengkakan jaringan paru dan menyebabkan timbunan cairan atau lendir di organ pernapasan itu. Pneumonia bilateral juga disebut pneumonia ganda karena menyerang kedua paru-paru.

Dr. Marc Siegel, pengajar kedokteran di Langone Health di Universitas New York, mengatakan risiko pneumonia bilateral tergantung pada masalah kesehatan pasien yang mendasari dan kekuatan sistem imunnya.

"Kondisi ini juga tergantung bakterinya, apakah resisten, jenis agresif seperti pseudomona, strep, atau pneumokokus? Banyak penyebabnya tapi dalam kasus ini, saya mencurigai strep atau pneumokokus. Sri Paus bukan perokok atau punya masalah imun, jadi saya ragu penyebabnya bakteri staph aureus atau gram-negative," ujar Siegel kepada Fox News Digital, Rabu, 19 Februari 2025.

Kebanyakan kasus pneumonia di masyarakat akibat bakteri atau virus. Pneumonia karena bakteri lebih parah dibanding virus, menurut Cleveland Clinic. Penyebabnya bisa infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae, juga disebut penyakit pneumokokus.

Bakteri lain yang bisa memicu masalah pernapasan adalah mycoplasma pneumoniae, Haemophilus influenza, Chlamydia pneumoniae, dan Legionella (penyakit Legionnaire). Pneumonia akibat bakteri biasa diobati dengan antibiotik.

Sementara pneumonia akibat virus bisa dipicu virus seperti flu, pilek, Covid-19, dan saluran pernapasan (RSV). Jenis pneumonia ini biasanya sembuh sendiri. Kasus yang lebih jarang adalah infeksi jamur atau protozoa.

"Kewaspadaan terbesar adalah penyebaran ke pembuluh darah dan menyebabkan sepsis, yang sangat mengancam nyawa," kata Siegel lagi.

Gejala Pneumonia

Pneumonia bisa muncul secara tiba-tiba atau perlahan dan berlangsung selama berminggu-minggu atau lebih. Gejala pneumonia tergantung penyebab yang menginfeksinya sehingga bisa dikategorikan ringan sampai berat.

1. Pneumonia bakteri
Pneumonia yang disebabkan bakteri Streptococcus pneumoniae atau yang disebut penyakit pneumokokus. Gejala bisa berkembang secara bertahap atau tiba-tiba, seperti:

- Demam tinggi
- Batuk dengan lendir berwarna kuning, hijau, atau berdarah
- Kelelahan
- Pernapasan cepat dan sesak napas
- Denyut jantung cepat
- Berkeringat atau kedinginan
- Nyeri dada dan nyeri perut, terutama saat batuk atau menarik napas dalam.
- Kehilangan selera makan, kulit, bibir, atau kuku yang kebiruan.
- Kebingungan atau perubahan pada kondisi mental.

2. Pneumonia virus
Virus yang menyebabkan flu biasa, influenza, COVID-19, dan virus pernapasan sinsitial (RSV) terkadang dapat menyebabkan pneumonia. Pada umumnya, pneumonia virus memiliki gejala yang berkembang selama beberapa hari. Gejala pneumonia jenis ini mirip pneumonia bakteri dan mungkin ditambah gejala seperti batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan atau kelemahan yang ekstrem.

Penyebab Pneumonia

Pneumonia terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap infeksi yang menyerang kantung udara kecil di paru-paru (alveoli), yang menyebabkan peradangan dan pengumpulan cairan di paru-paru.

Berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur, dapat menyebabkan pneumonia. Bakteri adalah penyebab paling umum pada orang dewasa sedangkan virus lebih sering menjadi penyebab pada anak-anak. Beberapa penyakit yang dapat memicu pneumonia antara lain:

- Flu biasa (rhinovirus)
- COVID-19 (SARS-CoV-2)
- Influenza (virus influenza)
- Virus metapneumo manusia (HMPV)
- Virus parainfluenza manusia (HPIV)
- Penyakit Legionnaires
- Bakteri Mycoplasma pneumonia
- Penyakit pneumokokus
- Pneumonia pneumokistik
- Virus sinsitial pernapasan (RSV)

Infeksi ini dapat menyebabkan gejala yang bervariasi, tergantung jenis patogen yang terlibat dan respons sistem kekebalan tubuh masing-masing.

Siapa yang Berisiko?

Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Sukamto Koesnoe, menjelaskan komorbid dan gaya hidup tak sehat bisa memperparah pneumonia pada orang dewasa.

"Yang pertama pada dewasa yang senior atau lansia 60 tahun, lalu pada kelompok orang dewasa yang punya kebiasaan atau penyakit tertentu yang bisa meningkatkan infeksi, seperti merokok, alkoholik, terpapar asap, gas, dan zat kimia yang berbahaya," katanya, dikutip dari Antara pada 18 November 2024.

Bisakah Disembuhkan?

Bisakah pneumonia disembuhkan, terutama jika kondisinya sudah parah? "Bisa saja tapi peluangnya kecil, harus cepat kasih antibiotik. Kalau ditanya bisa sembuh? Bisa, tapi peluangnya kecil," ujar spesialis paru Sri Hastuti saat dihubungi Tempo pada Senin, 24 Februari 2025.

Pulmonolog di RSUD Cileungsi, Kabupaten Bogor, itu juga menjelaskan jika pasien sudah punya komorbid sebelumnya, sudah ada lesi di paru-paru, gejala sudah parah, maka akan semakin sulit disembuhkan serta perlu antibiotik yang kuat.

"Kalau sudah ada komorbid, misalnya stroke, jadi sulit bergerak, hanya diam saja, itu bisa bikin kondisi semakin parah. Kalau pasien diam saja, pasti lebih rentan terserang paru-parunya. Begitu juga yang sudah punya komorbid TBC," lanjut dr. Anti -- sapaannya.

Ia juga memberi tips agar terhindar dari pneumonia, seperti:
-Menerapkan gaya hidup sehat
-Memakai masker
-Cukup istirahat
-Makan yang sehat, empat sehat lima sempurna.
-Berjemur
-Perbanyak protein, seperti daging, ikan, telur, dan susu tinggi protein.
-Hindari makanan tak sehat dan berminyak.

Haura Hamidah berkontribusi pada tulisan ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus