Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Mendapati Suami Selingkuh, Pilihan Anda Melabrak Pelakor atau...

Pelakor seolah menjadi tren di masyarakat. Apa yang sebaiknya Anda lakukan bila suami selingkuh? Melabrak pelakor?

19 Februari 2018 | 06.10 WIB

Ilustrasi selingkuh. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi selingkuh. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seperti menjadi sebuah tren, kasus perselingkuhan sering menjadi bahan pembicaraan. Para perebut pasangan orang alias pelakor terciduk lalu profilnya diunggah ke media sosial seolah menjadi hal yang wajar di masyarakat. Beberapa bahkan menampilkan aksi kemarahan pasangan sah kepada sang pelakor langsung. Tindakan kekerasan khas wanita seperti menjambak rambut si wanita perebut suami tak jarang mewarnai drama di media sosial. Baca: Foreplay Seks di Indonesia Rendah, Pria Indonesia Kurang Menggoda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Warganet pun terlihat turut meramaikan 'sinetron' itu dengan komentar - komentar yang rata - rata pro kepada pihak pasangan sah. Aksi kekerasan yang dilakukan bahkan mendapat dukungan penuh. Warganet lebih banyak berharap agar para pelakor jera, kecuali mau ditampilkan media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sayang, ada satu hal yang sering luput dari pantauan banyak orang, yakni akhir cerita dari pasangan yang bersangkutan. Apakah setelah istri melabrak pelakor, kemudian rumah tangganya akan rukun kembali? Atau justru sebaliknya, pasangan melenggang bahagia bersama sang pelakor?

Anggia Chrisanti, konselor dan terapis dari Biro Konsultasi Psikologi Westaria, menyebut ada banyak tindakan yang bisa dilakukan saat menghadapi pelakor. Dengan catatan, cara apapun yang dipilih, tentu mengandung risiko yang mau tak mau harus ditanggung belakangan. "Namun demikian, sedikit saran terkait cara menghadapi pelakor, yaitu harus dilandasi bagaimana akhir kisah hubungan yang Anda inginkan," kata Anggia kepada Aura, Minggu 18 Februari 2018. Pilihan dan pertimbangannya sebagai berikut. Baca: 7 Jurus Ampuh Tetap Awet Muda dan Sehat di Usia 50-an

1. Jika berniat menjadi 'baik kembali' atau rujuk dengan suami.
a.Temui suami baik - baik, ajak bicara dari hati ke hati, jika perlu minta bantuan ahli (seperti psikolog, konsultan perkawinan, atau pemuka agama).

b. Selain introspeksi diri sendiri, juga bingkai pola berpikir Anda bahwa 'tak ada asap tanpa api'. Apapun itu, tentu ada yang melatarbelakangi perselingkuhan suami. Sebelum menyalahkan pelakor, ada baiknya saling introspeksi dan perbaiki kualitas pernikahan yang dijalani.

c. Emosi yang meluap, seperti sedih, marah, kecewa, butuh waktu sendiri, butuh jarak sementara, itu wajar. Dapat didiskusikan. Dengan catatan, tujuannya adalah menjadi baik kembali. Bukan untuk menjauh dan malah membuat panas dan memperburuk suasana.

Anggia mengatakan bila Anda mengambil sikap seperto di atas, mungkin tidak ada dampak langsung bagi pelakor. Namun dengan jalan pilihan 1 seperti di atas, harapannya suami dapat menyadari kesalahan. "Antara Anda dan suami saling memperbaiki dan meningkatkan kualitas pernikahan. Suami akan dengan penuh kesadaran dan sukarela untuk memutuskan hubungan dengan pelakor. Dan suami tidak akan mengulanginya lagi," kata Anggia Chrisanti. Baca: Suka Bepergian dengan Pasangan? Simak 4 Alasan Penting Ini 

2. Jika berniat berpisah dengan suami, salah satu yang bisa dilakukan adalah mempermalukan selingkuhan suami dengan cara melabrak, mencari bukti, lalu mengungkapkan tindakan pelakor (merekam dan menyebarkan di media sosial, misalnya).

Bila jalan ini yang ditempuh, Ada beberapa dampak yang akan dialami.

a. Dampak langsung adalah semua akan merasa malu. "Baik itu, suami yang selingkuh, pelakor si selingkuhannya, tak terkecuali diri Anda sendiri. Tapi, mungkin akan ada rasa puas," kata Anggia.

b. Anda harus siap jika suami jadi membenci Anda, mengakhiri hubungan dengan Anda. Anda juga bisa mengalami hubungan tidak baik. Salah satunya bisa berdampak pada keengganan tanggung jawab suami dalam menafkahi anak - anak setelah perceraian. Baca: Agnez Monica Diulas Vogue, Artis ini juga Ditulis Media Asing

c. Anak - anak menjadi korban. Karena orang lain akan melihat, menjadi buah bibir. Anak - anak biasanya akan menjadi malu dan hubungan anak dengan ayahnya menjadi tidak baik.

d. Penyelesaiannya biasanya berakhir tidak baik untuk semuanya. "Hanya ada rasa puas saja," kata Anggia.

TABLOID BINTANG

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus