Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Mengapa Kasus Rabies pada Anak di Indonesia Tinggi?

Anak rentan terkena rabies karena mereka senang bergaul dengan binatang peliharaan seperti anjing atau kucing.

22 Juni 2023 | 12.04 WIB

Seekor kucing disuntikan vaksin  dokter di Balai Penyuluhan Pertanian Kembangan, Jakarta, 17 Februari 2023. Kegiatan ini diadakan dalam rangka mempertahankan Provinsi DKI Jakarta tetap bebas rabies dan meningkatkan kesehatan hewan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. TEMPO/Fajar Januarta
Perbesar
Seekor kucing disuntikan vaksin dokter di Balai Penyuluhan Pertanian Kembangan, Jakarta, 17 Februari 2023. Kegiatan ini diadakan dalam rangka mempertahankan Provinsi DKI Jakarta tetap bebas rabies dan meningkatkan kesehatan hewan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. TEMPO/Fajar Januarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kasus rabies yang terjadi pada anak di Indonesia meningkat. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan lebih dari 31.113 kasus rabies dan 11 kematian akibat penyakit tersebut sepanjang 2020-April 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengapa penyebaran rabies pada anak di Indonesia tinggi?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia, Novie Homenta Rampengan, mengatakan rabies dapat ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies (GPHR) seperti anjing. Menurut dia, anak-anak senang bergaul dengan binatang. Hal inilah yang kemudian kurang diperhatikan orang tua sehingga mereka rentan diserang oleh hewan tersebut.

"Rabies ditularkan lewat GPHR (gigitan hewan penular rabies), dalam hal ini anjing. Anak-anak senang bergaul akrab dengan binatang sehingga begitu orang tua terkadang kurang perhatian, suatu waktu rentan diserang oleh hewan tersebut," kata Novie seperti dikutip dari Antara, Rabu, 17 Juni 2023.

Novie menambahkan, secara teori, jika angka GHPR meningkat, jumlah kasus anak yang digigit oleh hewan maupun berisiko terpapar rabies juga ikut meningkat. Kendati begitu, Novie menyebut belum ada laporan kasus kematian pada anak-anak. "Secara umum 40 persen terjadi pada anak-anak, tapi belum ada laporan kasus kematian," kata Novie.

Tiga langkah mencegah penularan virus rabies 

Novie kemudian memaparkan tiga langkah utama mencegah penyebaran virus rabies yang biasa ditularkan lewat perantaraan hewan peliharaan.

Langkah pertama adalah memastikan hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dalam kondisi sehat serta melakukan vaksinasi secara rutin.

Kedua, bila mendapatkan gigitan dari hewan yang berisiko terjangkit rabies, segeralah mencuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit.

"Saat ada orang tergigit, penangannya harus tetap tenang. Cuci luka dengan air sabun atau detergen di bawah air mengalir selama 10-15 menit supaya virus ikut terbawa keluar," kata Novie.

Mencuci luka dengan air mengalir sangat disarankan karena bila menggunakan air dalam wadah, seperti baskom, virus akan berkutat di tempat.

Langkah ketiga, untuk mencegah penularan virus rabies adalah secepatnya melapor ke Puskesmas, rumah sakit, atau Rabies Center guna mendapat penanganan medis yang lebih cermat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus