Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rabies adalah penyakit yang disebabkan virus rabies dan dapat menyerang sistem saraf pusat seseorang. Salah satu gejala yang sering terkait dengan rabies adalah kondisi yang dikenal sebagai hidrofobia atau takut air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Medical News Today, hal ini karena penderita rabies akan mengalami spasme otot yang parah saat minum air. Spasme otot atau kejang ini akan terjadi pada daerah tenggorokan dan diafragma atau otot yang terlibat dalam proses pernapasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika mencoba menelan atau melihat air, rangsangan ini dapat memicu serangan spasme otot yang menyakitkan dan sulit dikendalikan. Inilah mengapa penderita rabies mengalami ketakutan dan kecemasan yang ekstrem saat ada air di dekat mereka.
Namun hidropobia bukanlah gejala awal dari rabies, tetapi biasanya muncul dalam tahap penyakit yang lebih lanjut ketika virus telah menyebar ke sistem saraf pusat.
Dilansir dari Cleveland Clinic, rabies adalah penyakit yang didapatkan dari infeksi virus RABV. Rabies paling sering ditularkan melalui gigitan kelelawar atau gigitan anjing.
Virus rabies akan masuk ke tubuh dan bergerak sangat lambat di sepanjang saraf ke sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Ketika mencapai otak, kerusakan akibat virus ini menyebabkan gejala neurologis seperti koma atau kematian.
Rabies tidak menunjukan gejala selama beberapa minggu setelah memasuki tubuh. Namun ketika rabies sampai ke sistem saraf pusat, maka akan mengalami gejala seperti flu. Pada tahap akhir, akan menunjukan gejala neurologis (otak).
Selain takut dengan air, gejala prodromal rabies lainnya adalah demam, kelelahan, luka gigitan terasa terbakar, gatal, kesemutan, nyeri atau mati rasa, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, mual dan muntah, serta diare.
Pilihan Editor: Awas, Penularan Rabies Bisa lewat Luka Terbuka