Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sama seperti namanya, bawang dayak yang memiliki nama latin eleutherine palmifolia banyak dibudidayakan oleh suku Dayak di Kalimantan. Bawang dayak pun memiliki beberapa nama lokal di beberapa daerah, seperti bawang sabrang, bawang siem, bawng kapal, bawang berlian, bawang tiwai, bawang lubak, bawang arab, dan bawang hantu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu, bawang dayak ini juga memiliki nama lain dari bahasa latin, di antaranya eleutherine americana, eleutherine citriodora, eleutherine guatemalensis, dan eleutherine bulbosa.
Bawang dayak banyak dijumpai di daerah pegunungan dengan ketinggian 600-2.000 meter di atas permukaan laut. Selain itu, tanaman bawang ini juga kerap ditemui di pinggir-pinggir jalan berumput dan di dalam kebun-kebun teh, kina, serta karet. Bawang ini membentuk rumpun padat dengan daun berbentuk pita sepanjang 15-20 centimeter dan lebar 3-5 centimeter.
Bawang ini pun memiliki bunga kecil berwarna putih, mekar ketika gelap, dan mekar hanya beberapa jam saja. Bawang ini memiliki akar jenis serabut dan berwarna coklat muda. Umbi bawang dayak ini pun cukup panjang, berbentuk bulat telur, dan berbulu, seperti dilansir pertanian.uma.ac.id.
Diketahui bahwa bawang dayak memiliki bentuk yang hampir sama dengan bawang merah, yaitu bentuknya berlapis dengan kulit dan daging umbi berwarna merah. Namun, jika dilihat lebih dalam lagi, bawang dayak memiliki warna merah yang lebih pekat, bahkan cenderung sedikit ungu merah. Selain itu, lapisan daging buah bawang dayang juga lebih tebal dan terlihat lebih kokoh dibandingkan bawang merah biasa.
Bawang dayak memiliki ciri khas permukaan yang licin dan bau tidak menyengat. Saat bawang ini diiris, tidak akan menyebabkan mata perih layaknya ketika mengiris bawang merah. Ciri khas lainnya yang dimiliki bawang dayak jika disentuh secara langsung menggunakan tangan, maka warna merah tanaman ini akan menempel di tangan.
Terdapat hal menarik lainnya dari bawang dayak, yaitu tanaman ini lebih dikenal sebagai bahan obat tradisional daripada bahan bumbu masak. Rasanya yang lebih “getir” pun membuat bawang ini tak cocok dimanfaatkan lebih lanjut sebagai bumbu masak. Bawang dayak ini pun mempunyai kandungan senyawa bioaktif, seperti alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, steroid, dan tanin sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat.
Mengutip umm.ac.id, senyawa flavonoid dan fenol yang terdapat dalam ekstrak bawang dayak berfungsi sebagai antioksidan dan inhibitor alpha-glucosidase. Kombinasi kapasitas antioksidan dan kemampuan penghambatan enzim alfa glukosidase bawang dayak juga berpotensi sebagai agen antidiabetik yang bermanfaat dalam pencegahan dan perlindungan penyakit diabetes mellitus. Selain itu, bawang ini memiliki kandungan kimia lainnya, seperti eleutherine, elekanakin, eleuthosida B, isoeleutherin, eleutherol, eleuthinon A, eleuthraquinon A dan B, eleucanarol, naftokuinon, bi-eleuterol, dan elekanasin, sebagaimana tercantum dalam pom.go.id.
Adapun, khasiat dari bawang dayak dipaparkan oleh Dr. Sukrasno, M.S, farmakolog dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurutnya, tanaman ini mengandung zat anti bakteri dan antioksidan yang sangat tinggi sehingga dapat mengobati beragam penyakit, baik ringan maupun penyakit berat. Kandungan antibakterinya pun mencegah berkembangnya virus, mikroba, dan bakteri sehingga dapat menghentikan penularan penyakit.
Sementara itu, kandungan antioksidan yang sangat tinggi mampu menghadapi radikal bebas sehingga efektif menjadi obat untuk tumor, pendarahan, pencegah kanker, dan pencegah radang. Selain itu, penelitian lain juga menemukan bahwa kemampuan diuretik tanaman ini juga bisa bekerja memperbaiki sekaligus membantu fungsi hati dan ginjal. Terbukti, telah terjadi perbaikan hingga 20 persen setelah mengonsumsi bawang ini selama dua minggu.
Pilihan Editor: 2 Cara Mengkonsumsi Bawang untuk Menurunkan Berat Badan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.