Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Buah Pinang: Manfaat, Risiko, dan Penggunaannya dalam Tradisi Panjat Pinang

Di balik popularitasnya di bulan Agustus, tanaman buah pinang menyimpan sejumlah manfaat dan risiko kesehatan yang perlu diketahui.

24 Agustus 2024 | 09.08 WIB

Sejumlah warga mengikuti lomba panjat pinang di Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu, 18 Agustus 2024. Lomba panjat pinang yang rutin digelar setiap tahun di sepanjang Teluk Kendari tersebut diikuti ratusan warga setempat dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 RI. ANTARA/Andry Denisah
Perbesar
Sejumlah warga mengikuti lomba panjat pinang di Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu, 18 Agustus 2024. Lomba panjat pinang yang rutin digelar setiap tahun di sepanjang Teluk Kendari tersebut diikuti ratusan warga setempat dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 RI. ANTARA/Andry Denisah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tanaman buah pinang, yang sering menjadi simbol dalam berbagai tradisi dan perayaan, termasuk dalam lomba panjat pinang saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus, ternyata memiliki beragam kegunaan dan sejarah panjang di berbagai negara. Namun, di balik popularitasnya, pinang menyimpan sejumlah manfaat dan risiko kesehatan yang perlu diketahui.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dikutip dari Web MD, pinang adalah kacang yang berasal dari tanaman bernama Areca catechu, lebih dikenal sebagai pohon pinang. Dalam tradisi Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Cekungan Pasifik, pinang sering dikunyah baik secara langsung maupun dalam bentuk permen, campuran dengan tembakau, atau bubuk. Tradisi mengunyah pinang ini sudah ada selama ribuan tahun lalu, bahkan di Guam dan pulau-pulau Pasifik lainnya, kebiasaan ini telah berlangsung selama lebih dari 2.000 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Secara tradisional, pinang digunakan untuk berbagai keperluan medis. Beberapa orang mempercayai bahwa pinang dapat membantu mengobati kondisi seperti skizofrenia, gangguan pencernaan, serta masalah kardiovaskular. Sebuah penelitian di India menunjukkan bahwa pinang memiliki sifat antiinflamasi dan mampu mempercepat penyembuhan luka. Pinang juga dipercaya dapat memberikan tambahan energi, perasaan euforia, dan kesejahteraan, yang diyakini berasal dari alkaloid alami yang melepaskan adrenalin.

Dilansir dari Healthline, meskipun memiliki sejarah penggunaan yang panjang dan diyakini memiliki beberapa manfaat, penggunaan pinang juga membawa risiko kesehatan yang serius. Pinang adalah zat adiktif yang memiliki lebih banyak efek berbahaya dibandingkan manfaat. Penggunaan pinang dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker. Beberapa bahan kimia dalam biji pinang juga diketahui bersifat toksik.

Mengunyah biji pinang dapat menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari perubahan warna pada mulut dan bibir hingga efek stimulan yang mirip dengan kafein dan tembakau. Lebih parah lagi, konsumsi pinang dalam dosis besar dapat menyebabkan muntah, diare, masalah ginjal dan hati, penyakit jantung, bahkan kematian.

Di Indonesia, pinang memiliki tempat khusus dalam tradisi perayaan Hari Kemerdekaan. Pohon pinang yang tinggi sering digunakan dalam lomba panjat pinang, sebuah permainan yang menguji kekuatan dan kekompakan tim. Meskipun pinang lebih dikenal dalam konteks tradisi ini, penting bagi masyarakat untuk mengetahui bahwa mengonsumsi buah pinang secara berlebihan dapat membawa dampak kesehatan yang serius.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus