Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan HUT RI tidak lengkap rasanya jika tanpa perlombaan. Salah satu lomba yang populer di Indonesia tiap 17 Agustus adalah panjat pinang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pinang atau Areca catechu L. merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat. Pinang dapat tumbuh mencapai tinggi 15-20 meter dan diameter 15 cm.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pinang dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada ketinggian 0-1.000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini sesuai ditanam pada daerah beriklim sedang dan agak basah dengan curh hujan antara 750-4.500 mm/tahun.
Menurut laman Cancer Chemoprevention Research Center Universitas Gadjah Mada, pinang memiliki masa hidup 25-30 tahun dan berbunga pada awal dan akhir musim hujan. Buah pinang berkecambah setelah 1.5 bulan. Setelah 4 bulan, tumbuh jambul daun-daun kecil yang belum terbuka. Pembentukan batang terjadi setelah 2 tahun dan berbuah jika tumbuhan telah berusia 5-8 tahun.
Menurut laman Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, biji, akar, daun, hingga batang pinang semuanya dapat dimanfaatkan.
Biji pinang berwarna coklat kemerahan dan mengandung alkaloid serta proantosianidin yang termasuk dalam golongan flavonoid. Artinya, biji pinang mengandung efek antibakteri dan antivirus. Maka dari itu, bijinya kerap dimanfaatkan dalam ramuan tradisional untuk mengobati sakit disentri, diare berdarah, hingga kudisan. Selain itu, biji pinang dapat digunakan sebagai campuran orang makan sirih, bahan pewarna merah alami, serta bahan penyamak.
Di masa lalu, akar pinang, terutama jenis pinang itam, digunakan sebagai racun untuk menyingkirkan musuh. Pelepah daun pinang yang dikenal sebagai upih juga dapat digunakan sebagai pembungkus kue dan makanan, sementara umbutnya dimakan sebagai lalapan.
Menurut Penelitian berjudul "Peluang Pemanfaatan Buah Pinang Untuk Pangan", di Cina pinang dimanfaatkan sebagai pengganti rokok. Buahnya yang diolah menjadi permen karet terbukti baik untuk pencernaan dan metabolisme tubuh. Selain bahan konsumsi, pinang dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik untuk mengencangkan kulit dan menghilangkan sel-sel kulit mati.
Adapun batangnya, selain diperdagangkan menjelang perayaan HUT RI untuk lomba panjat pinang, bisa dimanfaatkan sebagai bahan perkakas atau pagar meski kurang awet. Batang pinang tua juga dapat dimanfaatkan sebagai talang atau saluran air dengan cara dibuang tengahnya.
DINA OKTAFERIA
Baca juga: Snack Sirih Pinang Masyarakat Papua, Dikenalkan Pendatang Sejak 3.000 Tahun Lalu