Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengenal Kebaya Kartini, Sejarah dan Asal-Usulnya

Tanggal 21 April adalah hari libur nasional untuk memperingati hari pahlawan perempuan RA Kartini. Simak sejarah kebaya kartini.

26 April 2023 | 13.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peserta berpose saat mengikuti lomba peragaan busana kebaya pada peringatan ke-94 Hari Ibu di gedung Palampang Tarung, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis, 22 Desember 2022. Kegiatan yang mengusung tema "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju" tersebut diikuti aparatur sipil negara (ASN) dan organisasi perempuan di kota itu dengan mengenakan pakaian kebaya bernuansa kain benang bintik khas Kalteng sebagai upaya meningkatkan kecintaan terhadap pakaian adat khas Indonesia. ANTARA/Makna Zaezar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 21 April adalah hari libur nasional untuk memperingati hari pahlawan perempuan RA Kartini. Peringatan ini pun selalu diramaikan dengan pembicaraan kebaya kartini yang tidak ada habisnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satunya, kebaya tercatat sebagai akar sebelum kedatangan Belanda ke Indonesia. Namun, sejumlah catatan sejarah telah menemukan sejarah kain kebaya yang mengakar dari Jawa. Lalu, meluas pada sejarah peradaban Melayu seperti Indonesia dan Malaysia. Sangat rumit untuk menyimpulkan darimana sebenarnya kebaya berasal. Dalam uraian ini, Tempo.co akan membantu Anda memahami dengan ringkas dan mudah tentang sejarah kebaya kebanggan RA Kartini.

Sejarah Kebaya dan Asal-Usulnya

Kebaya terbentuk dari kosakata bahasa Arab, yaitu kaba yang artinya pakaian.Beberapa sumber terpercaya mencatat sebuah dugaan yang kuat bahwa kebaya berasal dari Timur Tengah akibat komposisi akar budaya. Bahkan, budaya pakaian Timur Tengah atau Arab telah terkenal sejak abad ke-7.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anda bisa melihat kemiripan kebaya dengan qaba asli Arab. Qaba (bentuk kata singular) termasuk jubah panjang yang kendur. Kemiripan keduanya telah dipublikasi sejak 1888. Berbicara Islam, pakaian qaba atau aqbiya (bentuk jamak) telah dicatat dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, hal ini menyebar ke berbagai negara-negara Islam seperti Turki, Persia, dan Urdu.

Orang-orang di negara tersebut selanjutnya menyebarkan budaya pakaian ini sekaligus agama Islam melalui perdagangan internasional di Selat Malaka dan tempat-tempat strategis lainnya di Nusantara.

Hadirnya Kebaya Tradisional di Indonesia 

Portugis di mana Indonesia sempat dijajahnya, turut mencampurtangani sejarah kebaya melalui bahasa Portugis. Kebaya bagi Portugis mirip dengan blouse atau blus.

Lalu, pada sistem tradisional Kerajaan Majapahit (1293–1527),pakaian kebanggaan ini digunakan oleh para perempuan bangsawan kerajaan. Tentu, kebaya sebagai citraan kelas sosial tinggi.

Abad ke-15 dan ke-16 kebaya dikenal sebagai blus panjang yang cukup ketat di badan dan berkobar pada kebaya panjang. Berbagai sumber juga mencatat tentang pernyataan pada buku terkenal "Ethnic Dress in the United States". Di mana gaya kebaya Indonesia terbentuk akibat akulturasi pakaian saat pemerintahan dinasti Ming China, Muslim Arab, dan Portugis sehingga membentuk pakaian kebaya dengan banyak versi.

Zaman Penjajahan Belanda datang pun menjadikan kebaya sebagai pakaian yang mahal akibat hegemoni sosial. Sejak 1872 hingga 1920 para perempuan Belanda yang tinggal di Indonesia atau Hindia-Belanda mengagumi pakaian khas kebaya ini dipadu dengan kain batik untuk bersantai hingga kepentingan lainnya.

Namun, Belanda tidak ingin kebaya yang mereka kenakan sama dengan kebaya pribumi Indonesia sehingga mereka berusaha merekonstruksi kebaya ala orang Barat. Kemudian, kaum Belanda memilih menggunakan kebaya yang berasal dari bahan mewah dan batik yang didesain ala Eropa.

Ciri-Ciri Kebaya Indonesia 

Seperti yang sudah disebut pada deskripsi sebelumnya bahwa budaya suatu daera yang berbeda cenderung menghasilkan kebaya yang juga beda. Di Indonesia setidaknya ada beberapa akulturasi kebaya yang menurut para pemerhati berasal dari budaya Jawa. Berikut ini:

1. Kebaya Jawa

Sejumlah mahasiswa mengikuti peragaan busana untuk memperkenalkan kebaya di Gedung Purnomo Fisip, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat, 30 September 2022. ANTARA /Asprilla Dwi Adha

Saat Majapahit kebaya digunakan sebagai busana penutup kemben perempuan. Kemben ini adalah kain diikat pada torso perempuan. Lalu, dipengaruhi oleh Islam di Jawa sehingga mengubah kemben polosan menjadi dipadu dengan kebaya agar mencitrakan nilai kesopanan sesuai ajaran Islam. Kebaya Jawa juga memiliki ciri khas dengan adanya tembelan kain dada (kutu baru).

2. Kebaya Betawi 

Zee Zee Shahab tampil cantik dan elegan saat menghadiri upacara peringatan HUT RI ke-74 di Istana Merdeka. Zee yang memiliki darah Betawi, mengenakan kebaya encim berwarna merah. Instagram/@zeezeeshahab

Kemudian, Anda akan menemukan kebaya dengan kultus khas Betawi. Kebaya Betawi disebut sebagai akulturasi budaya Cina dan Melayu. Dengan demikian, motif dan modelnya pun bervariasi.

3. Kebaya Sunda dan Bali

Kiky Saputri mengenakan kebaya Sunda buatan Didiet Maulana saat menikah dengan Muhammad Khairi, Sabtu, 28 Januari 2023 (Instagram/@thewhitejournals)

Kebaya Sunda dan Tasik terdapat garis leher berbentuk segi lima. Lalu, ditambahkan kerah yang tegak. Berbeda dengan kebaya gaya khas Bali. Kebaya Bali berlengan pendek dan panjang. Penggunaannya juga dilengkapi kain selendang. 

NIA HEPPY | ALFI MUNA SYARIFAH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus