Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Thanatophobia atau sering disebut sebagai death anxiety adalah jenis fobia spesifik yang ditandai dengan ketakutan berlebihan terhadap kematian. Ketakutan ini bisa diarahkan pada kemungkinan kematian diri sendiri ataupun kehilangan orang-orang terdekat.
Meski kecemasan terhadap kematian adalah hal yang umum, bagi penderita thanatophobia, ketakutan ini berkembang menjadi berlebihan hingga mengganggu aktivitas dan kualitas hidup.
Ciri-ciri Thanatophobia
Penderita thanatophobia sering mengalami kecemasan intens yang tidak hanya terkait dengan kematian, tetapi juga meluas ke situasi yang berhubungan dengan ancaman terhadap keselamatan atau kematian. Ketakutan ini dapat memicu beberapa fobia lain, seperti:
- Aerophobia: Takut naik pesawat terbang.
- Agoraphobia: Takut berada di tempat ramai atau situasi yang memicu rasa cemas.
- Aquaphobia: Takut terhadap air.
- Arachnophobia: Takut terhadap laba-laba.
- Claustrophobia: Takut berada di ruang sempit atau tertutup.
Penyebab
Dilansir dari Cleveland Clinic, penyebab pasti dari thanatophobia masih belum diketahui secara jelas. Namun para ahli berpendapat bahwa kondisi ini dapat dipicu oleh pengalaman traumatis, seperti kehilangan orang terdekat atau menghadapi situasi yang hampir merenggut nyawa.
Selain itu, beberapa faktor lain juga dapat meningkatkan risiko terjadinya thanatophobia, seperti pengalaman menyaksikan peristiwa tragis atau kecelakaan yang mengancam nyawa, riwayat penyakit serius yang mengancam jiwa, dan gangguan mental seperti kecemasan atau depresi. Rendahnya interaksi sosial, misalnya, memiliki sedikit keluarga atau teman dekat, juga berkontribusi pada munculnya kondisi ini.
Usia menjadi faktor lain di mana orang dewasa muda sering takut akan kematian, sementara lansia lebih cemas terhadap proses kematian itu sendiri. Individu dengan rasa percaya diri rendah atau merasa tidak puas dengan kehidupan mereka pun cenderung lebih rentan mengalami kecemasan terkait kematian.
Gejala Thanatophobia
Thanatophobia tidak hanya mempengaruhi fisik, tetapi juga aspek psikologis penderitanya.
Gejala Fisik
- Mual
- Hiperventilasi (napas cepat)
- Jantung berdebar (palpitasi)
- Pusing atau sakit kepala
- Keringat dingin
- Sakit perut
- Gemetar
- Sesak napas
Gejala Psikologis
- Takut berlebihan saat memikirkan kematian
- Enggan berinteraksi dengan keluarga atau teman dalam jangka waktu lama
- Sedih berkepanjangan
- Cemas berlebihan, gelisah, dan sulit fokus
- Menutup diri dari lingkungan sosial
- Obsesi terhadap kesehatan dan kemungkinan penyakit serius (hypochondriasis)
Diagnosis Thanatophobia
Thanatophobia tidak memiliki tes khusus untuk diagnosis. Sebagai gantinya, dokter biasanya melakukan wawancara medis untuk memahami perasaan dan ketakutan yang dialami pasien. Diagnosis dapat dipastikan bila gejala muncul ketika pasien menghadapi objek atau situasi yang menjadi sumber ketakutannya, dengan ketakutan yang bersifat spesifik dan intens, seperti terhadap kematian. Selain itu, gejala harus berlangsung setidaknya selama enam bulan dan cukup parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
Mengatasi Thanatophobia
Dikutip dari laman Siloam Hospitals, salah satu metode yang sering digunakan adalah psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT) yang membantu pasien menggantikan pola pikir negatif terkait kematian dengan pandangan yang lebih rasional.
Selain itu, exposure therapy dapat dilakukan dengan secara bertahap memperkenalkan pasien pada situasi yang berkaitan dengan ketakutannya, seperti membahas kematian atau mengunjungi rumah sakit. Teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan, juga efektif untuk meredakan kecemasan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan antidepresan atau obat anticemas untuk membantu mengurangi gejala yang muncul.
Pilihan Editor: Selalu Cemas di Malam Hari, Apa Itu Sunset Anxiety?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini