Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Mengintip Kemegahan Masjid Omar Ali Saifuddien, Tempat Pangeran Mateen dari Brunei Menikah

Masjid Omar Ali Saifuddien merupakan salah satu masjid terbesar dan tertua di Brunei, dianggap sebagai landmark nasional.

13 Januari 2024 | 23.04 WIB

Masjid Omar Ali Saifuddien di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam (bruneitourism.com)
Perbesar
Masjid Omar Ali Saifuddien di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam (bruneitourism.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Masjid Omar Ali Saifuddien di Bandar Seri Begawan menjadi saksi perjalanan hidup baru Pangeran Mateen dari Brunei Darussalam. Putra Raja Brunei Sultan Hassanal Bolkiah ini menikahi Anisha Rosnah Isa-Kalebic pada Kamis, 11 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Masjid ini merupakan salah satu masjid terbesar dan tertua di Brunei dan dianggap sebagai landmark nasional. Dibangun pada 1954, pembangunannya memakan waktu empat tahun, menggunakan 1.500 ton beton dan 700 ton baja. Namanya diambil dari Omar Ali Saifuddien III (1914–1986), Sultan Brunei ke-28 dan ayah dari raja saat ini Sultan Hassanal Bolkiah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Desainnya sangat dipengaruhi oleh arsitektur Mughal. Hal yang paling menarik dari masjid ini adalah kubahnya dilapisi emas murni yang dapat dilihat dari segala arah di ibu kota negara. Menara masjid setinggi 52 meter menjadikannya bangunan tertinggi di Bandar Seri Begawan dan tak boleh ada yang melampauinya. Konon, dulu gedung Islamic Bank of Brunei di dekatnya lebih tinggi, tapi akhirnya lantai teratasnya dibongkar atas perintah sultan.

Interior masjid, lantai dan tiangnya terbuat dari marmer dari granit Italia dan Shanghai. Lampu kristal diimpor dari Inggris dan seluruh karpet ditenun dengan cermat dari Arab Saudi, menurut situs panduan perjalanan Australia Lonely Planet.

Masjid ini berada di Kampong Ayer. Dibangun di atas laguna buatan di tepian sungai, masjid ini terkesan megah sehingga menarik perhatian wisatawan. Di tengah laguna terdapat sebuah kapal tongkang buatan bernama Mahligai (royal barge) yang desainnya menyerupai kapal Sultan Bolkiah, Sultan Brunei yang memerintah pada abad ke-16.

Sebuah jembatan mengarah ke masjid sering ramai dikunjungi wisatawan dan penduduk lokal yang mengambil foto selfie dan menikmati pemandangan laguna di malam hari.

Masjid yang dapat menampung 3.000 jemaah ini buka untuk wisatawan pada Sabtu hingga Rabu dengan jangka waktu tertentu, yaitu pukul 08.30 hingga siang hari, dan pukul 13.30 sampai jam 3 sore dan mulai pukul 16:30 sampai 17:30. Setiap Kamis dan Jumat masjid ini ditutup untuk wisatawan. 

Pengunjung diingatkan untuk meninggalkan sepatu di luar dan menghindari berjalan di depan orang-orang yang sedang salat atau menyentuh Al-Quran. Sebelum masuk, pengunjung akan ditawari kerudung dikenakan saat berada di dalam masjid dan pengunjung juga dilarang mengambil foto orang yang sedang salat.

Menjelang malam, Taman Mahkota Julbi Emas di belakang masjid menjadi pusat kehidupan kota. Keluarga berkumpul untuk berjalan kaki, jogging, menerbangkan layang-layang, dan berkeliling dengan kereta kayu sewaan atau berhenti sejenak untuk mengagumi kemegahan Masjid Omar Ali Saifuddien. 

LONELY PLANET | VNEXPRESS.NET

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus