Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, sering menjadi pilihan pelancong untuk menghabiskan waktu libur akhir pekan. Sebab, kota tersebut punya banyak pilihan objek wisata seperti sejarah dan alam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak hanya wisata sejarah dan alam, Kota Bukittinggi juga menyediakan banyak pilihan kuliner tradisional untuk dicicipi, salah satunya adalah ampiang dadiah. Ampiang merupakan besar ketan yang ditumbuk sampai halus. Sementara dadiah adalah susu kerbau yang difermentasikan. Susu kerbau tersebut dimasukan ke wadah batang bambu dan ditutupi dengan daun pisang, lalu didiamkan selama kurang lebih dua malam.
Dekat Jam Gadang
Bagi pengunjung yang ingin mencicipi ampiang dadiah dapat mengunjungi kawasan Pasar Ateh dekat objek wisata Jam Gadang Kota Bukittinggi. Di sekitar Pasar Ateh masih banyak penjual ampiang dadiah, salah satunya warung Ni Upik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lokasi warung Ni Upik berada sebelah kiri dari arah Jam Gadang dekat Pasar Ateh. Pengunjung bisa menikmati ampiang dadiah sembari melihat pemandangan Jam Gadang dan berbelanja aksesori.
Seorang pedagang ampiang dadiah di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat (TEMPO/Fahri Hamzah)
Satu piring ampiang dadiah di warung Ni Upik dibandrol dengan harga 22 ribu rupiah. Ampaing dadiah disajikan dalam mangkuk dan diberi sedikit gula aren. Saat mencicipi ampiang dadiah, pengunjung akan merasakan gula aren dicampur dengan asam fermentasi susu kerbau yang mirip agar-agar.
Asrial, penjaga Warung Ni Upik menjelaskan, warungnya menyediakan banyak kuliner seperti sate, ampiang dadiah, dan es tebak. Namun, ampiang dadiah menjadi salah satu menu favorit pengunjung.
"Makanan khas ini, banyak dicari oleh pengunjung terutama pada hari libur. Selain khas tentu alasannya pengunjung adalah untuk mencoba berbagai hal unik saat mereka berwisata ke Kota Bukittinggi," ujarnya.
Proses fermentasi susu kerbau
Berbicara terkait bahan dan pengolahan dari ampiang dadiah, Asrial menyatakan bahwa butuh satu hari proses fermentasi susu kerbau untuk menghasilkan Dadiah yang bagus
"Kalau bahannya, ampiang dan dadiah. Ampiang itu ketan dan dadiah itu merupakan fermentasi dari susu kerbau murni. Proses pembuatan dadih butuh waktu sekitar satu hari. Misalnya pagi ini disimpan, besok siangnya baru keras dan bagus untuk dijual," ucapnya.
Dia juga menjelaskan usaha ampiang dadiah telah ada sejak 70 tahun, yang menjadi warisan turun temurun dari keluaraga istrinya. "Usaha ini sudah turun temurun. Dulu dikelola oleh mertua saya, kemudian saya dan sekarang dikelola oleh anak saya. Kalau ukuran waktunya mungkin sudah sejak 70 tahun yang lalu," ujarnya.
FACHRI HAMZAH
Pilihan Editor: Berwisata ke Bukittinggi Berkunjung Selain ke Jam Gadang