Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kick off piala dunia 2022 Qatar tinggal menghitung hari. Beragam bandar judi bola telah memasang kuda-kuda bersiap menggaet suporter dari berbagai penjuru untuk memasang taruhannya.
Mengutip National Library of Medicine atau NLM, perjudian semakin diakui sebagai penyakit sosial. Di samping itu, judi juga menjadi salah satu kecanduan yang paling relevan saat ini.
Baca : IPW Desak Kabareskrim Tindak Judi Online yang Sponsori Klub Sepak Bola Tanah Air
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan bahwa 350 juta penjudi menunjukkan pola bermasalah setiap tahun. Dalam analisis lintas negara baru-baru ini, perjudian mempengaruhi hingga 12,3 persen dari populasi Negara-negara anggota Organisation for Economic Co-Operation and Development alias OECD.
Di Amerika Serikat, 5 persen dari populasi memiliki masalah perjudian, meskipun ada larangan perjudian di sejumlah negara bagian. Masalah perjudian dianggap sebagai kecanduan yang cukup mengkhawatirkan. Salah satu buktinya ditunjukkan oleh Komisi Perjudian Inggris Raya yang melaporkan bahwa 41,4 persen orang dewasa muda Inggris (15–24 tahun) berjudi selama tahun 2016.
Dampak Buruk Kecanduan Judi Bola
Baca : Perantara Judi Bola Mengaku Dibayar Rp 50 Juta
Kecanduan Judi disebut juga sebagai gambling disorder. Yang dikhawatirkan, jika keadaan terus berlanjut akan merugikan banyak orang. Hal ini bisa menghasilkan seorang nekat melakukan apapun buat mampu berjudi dan menerima laba akbar dengan waktu yang singkat. Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu mencuri, menjual barang-barang yang terdapat pada rumah, serta melakukan tindak kriminal lainnya.
Mengutip dari laman psikologi Universitas Medan Area, ada beberapa dampak buruk dari gambling disorder tersebut. Antara lain:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Depresi
seseorang yang kecanduan berjudi online akan menghabiskan banyak uangnya sebagai akibatnya mereka akan berambisi buat terus menang. Jika kalah, yang terjadi ialah depresi sebab tak mempunyai uang untuk lanjut bermain. setelah kehilangan banyak uangnya atau mungkin berutang, orang tersebut dapat mengalami gangguan emosional dan fisik yg parah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
2. Kehilangan Minat untuk Melakukan aktivitas Lain
Saat seorang kecanduan judi online, mereka menjadi kurang tertarik menggunakan kegiatan lain. Hal ini mampu hingga di termin berhenti buat memikirkan hobi lain karena telah kecanduan judi online.
Beberapa orang bahkan akan mengalami halusinasi melihat diri mereka berjudi dalam tidur mereka serta mendapati diri mereka memikirkan permainan mereka berikutnya ketika mereka bangun.
3. Renggangnya hubungan dengan Lingkungan sekitar
Kecanduan berjudi online bisa membuat pejudi kehilangan minat untuk menjaga hubungan baik dengan kawan dan keluarga.
Pejudi akan sibuk dengan perjudian saja dan mengasingkan diri orang lain. Hal ini membentuk hubungan yang tegang dan perasaan terpisah berasal orang lain.
Selain itu, hal ini dapat menyebabkan perasaan memalukan dan bersalah kepada pejudi karena mungkin saja mereka meminjam uang asal orang lain dan tidak bisa mengembalikannya.
Tak hanya itu, Pejudi akan terasing dari lingkungannya. Sebab mereka kehilangan koneksi dengan orang lain. Mereka juga akan terus terkena jebakan utang agar mampu terus bermain judi.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca : Ferdy Sambo, Konsorium 303, dan Tudingan Ada Pengumpul Uang Judi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.