Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Meski Termasuk Makanan Sehat, Pemilik Masalah Ini Tak Boleh Makan Banyak Kembang Kol

Kembang kol adalah pilihan makanan yang sehat karena kaya vitamin dan mineral serta rendah kalori. Namun batasi konsumsinya pada pemilik masalah ini.

18 Oktober 2024 | 20.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kembang kol disebut sebagai salah satu sayuran sehat dan penuh nutrisi. Sayuran berbentuk bunga ini termasuk dalam spesies Brassica oleracea seperti halnya brokoli, kubis, dan kale.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sebutir kembang kol ukuran sedang terkandung 129 miligram kalsium, 88 mg magnesium, 259 mg fosfor, dan 1.760 mg potasium, plus zinc, zat besi, tembaga, tiamin, niasin, riboflavin, vitamin B6, folat, lutein, vitamin K, 11 gram protein, dan hampir 12 gram serat diet, menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbagai nutrisi tersebut bisa membantu melindungi sel-sel dari radikal bebas yang berbahaya, meningkatkan kesehatan usus, dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung, kata LeeAnn Weintraub, pakar diet dan nutrisi di Los Angeles.

Kembang kol juga tinggi serat sehingga baik buat kesehatan pencernaan, ujar pakar diet Jen Messer, selain tinggi vitamin C yang dapat mendukung sistem imun yang sehat. Kembang kol juga mengandung antioksidan seperti isotiosianat, yang bisa menurunkan risiko beberapa jenis kanker. Selain itu, sebagai makanan yang rendah kalori, kembang kol juga bisa membantu menurunkan berat badan.  

"Kembang kol adalah pilihan yang bagus untuk menjaga berat badan karena hanya mengandung 25 kalori per mangkuk," ujar Weintraub kepada USA Today.

Bisakah dimakan setiap hari?
Seperti sayuran lain yang megandung gas tinggi, Messer mengatakan kembang kol bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti gas dan perut kembung pada sebagian orang. Ia pun mengimbau untuk mengonsumsinya dalam jumlah terbatas.

Kemudian, karena mengandung vitamin K, Weintraub mengingatkan orang yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah untuk membatasi makan kembang kol karena bisa menyebabkan pengentalan darah. Kembang kol juga bisa membuat liver lebih cepat memproses obat-obatan seperti klozapin (untuk pengobatan skizofrenia), pentazokin (untuk nyeri saraf), teofilin (untuk asma), dan zolmitriptan (untuk meredakan migrain) sehingga mereka yang minum obat-obatan ini harus berkonsultasi dulu dengan dokter.

Namun selama mengonsumsi kembang kol secukupnya, Weintraub menyebut kembang kol tetap pilihan makanan yang sehat karena kaya vitamin dan mineral serta rendah kalori.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus