Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Menikmati Hidangan Laut Segar di Kampung Lobster Banyuwangi

Lobster pasir dan dan lobster mutiara yang dibudidayakan di Desa Bangsring Banyuwangi ini diekspor ke Taiwan dan Cina.

21 April 2025 | 18.12 WIB

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandiani saat mengunjungi Kampung Lobster di Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo, Selasa pekan kemarin, 16 April 2025. Foto: Humas Kabupaten Banyuwangi
Perbesar
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandiani saat mengunjungi Kampung Lobster di Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo, Selasa pekan kemarin, 16 April 2025. Foto: Humas Kabupaten Banyuwangi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Banyuwangi - Ratusan keramba terhampar di kedalaman belasan meter di bawah permukaan laut di pesisir Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Lokasinya berhadapan dengan Selat Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Timur, Banyuwangi dikenal dengan potensi perikanan yang melimpah. Desa Bangsring salah satunya. Terdapat pusat budidaya lobster laut yang hasilnya sudah diekspor ke Taiwan dan Cina. Di kawasan itu juga dibuka sentra kuliner lobster.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kampung Lobster namanya. Kampung ini dikenal sebagai tempat budidaya lobster sekaligus sentra kuliner lobster yang berada dalam satu tempat, yakni di pesisir Desa Bangsring.

Sentra Kuliner Lobster

Pengunjung dapat menikmati produk kuliner seafood lobster segar yang diambil langsung dari keramba budi daya di perairan laut, persis di depan resto Kampung Lobster. Berdiri sejak 2020, kampung ini juga menawarkan wisata selam. Wisatawan bisa melihat langsung ekosistem budidaya lobster di bawah laut dan wisata kuliner aneka olahan seafood, lobster dan ikan.

Manajer Kampung Lobster, Suwardi, mengatakan bahwa pihaknya telah mengembangkan sekitar 300 keramba, masing-masing keramba berisi 50 hingga 100 benih lobster. “Budidaya lobster kami mulai dari tahap awal yaitu berupa bibit. Kami membesarkannya di dasar laut dengan kedalaman 15 sampai 20 meter," ujar Suwardi beberapa waktu lalu.

Selanjutnya, lobster diberi pakan khusus berupa kerang yang masih hidup untuk menjaga kualitasnya. "Kami memberikan kerang itu harus segar, nggak boleh mati karena akan memicu bakteri-bakteri yang tidak baik untuk lobster. Makanannya kerang karena proteinnya tinggi, bagus untuk perkembangan lobster," jelas Suwardi. 

Para penyelam memberi pakan ke lobster sekali sehari. “Salah satu alasan kami memilih Bangsring karena ekosistem penyelam di sini sudah tersedia,” kata Suwardi.     

Ekspor ke Taiwan dan Cina

Lobster siap diambil dari laut ketika beratnya sudah mencapai standar sekitar 165 gram. Lobster pasir dan dan lobster mutiara yang dibudidayakan di desa ini diekspor ke Taiwan dan Cina. Keduanya punya profil rasa yang serupa. “Kami kirim ekspor rata-rata perbulan sekitar 100 - 200 kilogram,” katanya.

Di Kampung Lobster, ditawarkan olahan lobster sedap dengan resep yang istimewa. Bagi penikmat cita rasa asli olahan laut, mereka juga menyediakan lobster rebus. “Kami juga ada menu ikan laut, kepiting, kerang, juga cumi. Tidak hanya lobster,” kata Suwardi.    

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandiani mengapresiasi budi daya lobster ini. Menurutnya ini adalah bentuk hilirisasi. Dari budidaya lobster di keramba-keramba bawah laut hingga bisa dinikmati menjadi produk kuliner, sekaligus ada unsur pemberdayaan warga setempat. 

“Apalagi Kampung Lobster ini melibatkan puluhan warga lokal Bangsring yang menjadi karyawannya. Ini berdampak positif pada warga lokal,” kata Ipuk. 

Ia mengingatkan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. "Karena laut yang terjaga menjadi habitat yang baik bagi para penghuni laut,” ujarnya. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus