Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Nikmati Kuliner Bali di Pasar Senggol Hotel Bidakara Pancoran

Pekan lalu, acara Pasar Senggol Hotel Bidakara menyuguhkan kuliner ayam pelalah. Kali ini ada hidangan bebek betutu dan aneka sate.

14 Maret 2019 | 15.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hotel Bidakara Grand Pancoran Jakarta mengadakan agenda kuliner Pasar Senggol yang menghadirkan hidangan Nusantara. Direktur Penjualan dan Pemasaran Hotel Bidakara Grand Pancoran Jakarta Yasinta Asih, mengatakan kali ini hidangan yang disuguhkan lebih ke kuliner asal Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pekan lalu ada menu ayam pelalah. Di pekan kedua Maret ini kami menyediakan menu bebek betutu dan sate lilit," Yasinta Asih, Rabu, 13 Maret 2019. "Kami menyajikan makanan yang beda-beda supaya pengunjung enggak bosan."

Tempo berkunjung ke Pasar Senggol Hotel Bidakara Grand Pancoran Jakarta dan mencicipi kuliner khas Bali yang dihidangkan. Bumbu khas bali pada bebek betutu yang disuguhkan begitu pas. Saat dikunyah, tekstur daging bebek betutu terasa lunak. Nasi, bebek betutu, sambal matah, menjadi hidangan utama. Pengunjung bisa menambahkan makanan pendamping berupa teri kacang atau urap.

Bebek betutu di Pasar Senggol Hotel Bidakara Grand Pancoran Jakarta, Rabu, 13 Maret 2019. TEMPO | Bram Setiawan

Sate lilit terbuat dari bahan ikan tenggiri dan ayam. Saat digigit, tekstur sate lilit ikan tenggiri ini begitu empuk dan cita rasa bumbunya langsung terasa. Sedangkan pada sate lilit ayam, ada sensasi agak kenyal di dalam adonannya. Perpaduan rasa kelapa yang menjadi bumbu dasar untuk sate lilit tak terlalu pekat.

Tidak hanya kuliner sate khas Bali saja, ada juga sate maranggi. Selain itu ada kuliner khas Jepang, Yaki Somen Gindara Bakar. Menu salad, puding, tetap ada dihidangkan. Kuliner tradisional di Pasar Senggol Hotel Bidakara Grand Pancoran Jakarta menyesuaikan dengan standarisasi juru masak. "Kami mengadaptasi dasarnya, tetap sesuai dengan makanan tradisional, yang dikreasi lagi oleh chef," kata Yasinta Asih.

Sate lilit (dua dari kiri), sate maranggi dan udang bakar di Pasar Senggol Hotel Bidakara Grand Pancoran Jakarta, Rabu, 13 Maret 2019. TEMPO | Bram Setiawan

Yasinta menuturkan konsep Pasar Senggol dibuat untuk menarik minat para penggemar kuliner tradisional Nusantara. "Harapannya, supaya ramai yang datang dan buat mereka yang kangen makanan daerah tertentu," tuturnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus